BI Belum Akan Intervensi Rupiah

Reporter

Editor

Jumat, 14 Mei 2004 17:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aslim Tadjuddin menyatakan melemahnya rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor global dan regional yaitu menguatnya nilai tukar mata uang dollar. Karena adanya trend ini, BI masih belum memutuskan untuk melakukan intervensi saat ini. Kita akan intervensi tetapi dengan kalkulasi yang baik, terukur dan dalam waktu yang tepat, ujarnya usai shalat Jumat di Masjid BI, Jakarta, Jumat (14/5) siang. Aslim menolak menjelaskan kapan waktu yang tepat untuk melakukan intervensi. Yang jelas, penguatan nilai dollar tersebut, sebenarnya dipicu oleh kepanikan pasar terhadap kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve Bank (The Fed) akan menaikkan tingkat suku bunga di AS. Hal ini menyebabkan adanya upaya squaring position atau upaya menjaga resiko dengan perimbangan kepemilikan mata uang dollar sehingga asset yang non-dollar dialihkan ke dollar, ujarnya. Akibat pasar yang terlalu reaktif itu, kata Aslim, terjadi pelemahan mata uang regional yang cukup tajam. Sehingga tidak heran Baht Thailand, Dollar Singapura dan beberapa mata uang regional lainnya termasuk rupiah melemah terhadap dollar AS. Yen Jepang bahkan rontok ke kisaran 114 per dollar AS. Padahal belum tentu The Fed akan menaikkan suku bunga, urainya. Rontoknya Yen Jepang tersebut ditambah dengan spekulasi yang dilakukan oleh bank-bank di dalam negeri, membuat rupiah semakin melemah. Untuk itu BI telah menempatkan pengawas di sejumlah bank yang disinyalir ikut 'bermain' dengan memborong dollar. Itu akan cukup efektif untuk mencegah bank-bank tersebut terus 'bermain', katanya. Aslim sendiri menyatakan keyakinannnya bahwa dalam 3 bulan ke depan rupiah akan kembali menguat sampai ke level Rp 8.700 per dollar AS. Hal ini karena selain faktor fundamental ekonomi Indonesia yang baik, juga dikarenakan Pemilu Presiden diperkirakan akan berlangsung aman dan damai. Pemilu presiden yang berlangsung aman dan damai akan menjadi pendorong sentimen positif yang sangat ampuh untuk penguatan rupiah. Bisa dilihat contohnya Pemilu di India. Begitu Partai Kongres menang, mata uang Rupee langsung menguat. Begitu juga dengan Korea Selatan. Begitu impeachment kepada presiden dibatalkan pengadilan, mata uang Won langsung menguat. Kalau kita bisa menjaga Pemilu Presiden berlangsung dengan aman dan damai maka ini bisa menjadi pendorong sentimen positif, urainya. Amal Ihsan Tempo News Room

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

30 menit lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

35 menit lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

4 jam lalu

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membukukan realisasi investasi senilai Rp 401,5 triliun pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

4 jam lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

20 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

2 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya