Isu Duit Iran Bikin Saham Standard Chartered Turun

Reporter

Editor

Rabu, 8 Agustus 2012 05:19 WIB

Bank Standard Chartered. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, London - Saham Standard Chartered, turun lebih dari 23 persen di Bursa Efek London Selasa, satu hari setelah regulator New York menuduh kelompok perbankan ini membantu Iran menghindari sanksi. Salah satu raksasa perbankan Inggris ini dituding menyembunyikan transaksi senilai US$ 250 miliar selama hampir 10 tahun.

Pada hari Senin, Department of Financial Services negara bagian New York menuduh bank yang berbasis di London ini berkonspirasi untuk menyembunyikan 60 ribu transaksi dengan klien Iran, termasuk Bank Sentral Iran. Aksi kucing-kucingan ini, menurut mereka sudah berlangsung dari tahun 2001 hingga 2010.

Analis Liberum Capital, Cormac Leech, mengatakan Standard Chartered bisa menghadapi kerugian hingga US$ 5,5 miliar, termasuk denda, kehilangan pendapatan, dan rusaknya reputasi yang serius. Leech menambahkan bahwa tidak jelas apakah manajer senior di Standard Chartered akan mengundurkan diri atas tuduhan itu atau tidak.

Regulator Federal dan Departemen Kehakiman AS bisa mengajukan gugatan pada Standard Chartered atas pelanggaran undang-undang keamanan bank dan peraturan anti pencucian uang. Menurut John Alan James, seorang ahli tata kelola perusahaan di Pace University di New York, bank ini juga bisa kehilangan izin untuk melakukan usaha di AS. "Individu yang bersalah bisa masuk penjara," kata James.

Namun, lembaga pemeringkatan Standard & Poor mengatakan peringkat bank "saat ini tidak terpengaruh" oleh penyelidikan itu. Saham Standard Chartered (SCBFF) yang diperdagangkan di AS turun lebih dari 8 persen pada Selasa.

Amerika Serikat dan sekutunya memperketat sanksi ekonomi terhadap Iran selama beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk mencegah Republik Islam itu mengembangkan kemampuan nuklirnya. Iran telah menyatakan bahwa tujuan nuklirnya adalah untuk menghasilkan energi, tetapi para pejabat AS mengatakan Iran sedang mengembangkan senjata.

CNN | TRIP B

Terpopuler
Dukung Jokowi, Jusuf Kalla Dinilai Tak Elegan

Ide Yusril Soal Kasus Simulator SIM Bikin Bingung

Robert Pattinson dengan Gadis Mabuk di Bar

''Rayuan'' Fauzi ke Komunitas Tionghoa Tak Efektif

Kekasih Anda Ternyata Gay? Kenali dari Matanya

Bos KPK Diam-diam Temui Kapolri pada Senin Malam

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

8 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

39 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya