Ramai-ramai Relokasi Perusahaan ke Surakarta  

Reporter

Editor

Selasa, 31 Juli 2012 17:11 WIB

Sejumlah pekerja melakukan pelipatan bahan untuk pakian di salah satu pabrik garmen di Kawasan Berikat Nusantara, Cilincing, Jakarta, Selasa, (10/01). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Surakarta - Beberapa investor nasional ramai-ramai merelokasi pabriknya ke wilayah Surakarta dari wilayah lain di Pulau Jawa. Relokasi ini disebabkan upah tenaga kerja di kawasan ini dianggap lebih murah.

Kepala Divisi Kajian Ekonomi Bank Indonesia Wilayah Semarang, Putra Nusantara, mengatakan ada beberapa industri garmen asal Jawa Barat yang memindahkan pabriknya ke kawasan eks-Karesidenan Surakarta.

“Ada yang pindah ke Sragen dan Boyolali,” katanya kepada wartawan di Surakarta, Selasa, 31 Juli 2012.

Selain itu, juga ada industri alas kaki yang memutuskan memindahkan lokasi usahanya ke Sukoharjo. Belum lagi banyak perbankan daerah yang melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka kantor cabang di Surakarta. Hal itu menunjukkan Surakarta menarik minat investor untuk datang.

“Sekarang tinggal bagaimana pemerintah merespons situasi itu,” ucapnya.

Dia menyarankan agar pemerintah daerah setempat segera memperbaiki regulasinya agar lebih ramah investasi dan tidak ada pungutan liar.

Putra menjelaskan alasan beberapa investor merelokasi usahanya ke kawasan eks-Karesidenan Surakarta, salah satunya disebabkan faktor murahnya upah tenaga kerja. Di Jawa Barat, upah minimum regional bisa mencapai Rp 1,6 juta per bulan. Sedangkan di Surakarta, upah regional hanya separuhnya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Suryono, mengatakan selain investasi yang bersifat relokasi usaha, juga ada investasi yang benar-benar baru. Misalnya, investasi dari Korea Selatan di Boyolali yang disiapkan menjadi kawasan industri. “Nilainya US$ 4,8 juta,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Kemudian, salah satu industri tekstil nasional pun akan membangun pabrik baru di Wonogiri dengan nilai investasi US$ 6 miliar. “Atau sekitar Rp 52 triliun,” ujarnya. Selain pabrik tekstil, juga akan dibangun pelabuhan, pertambangan emas, dan pabrik semen.

Suryono mengatakan pertumbuhan kredit investasi di Surakarta menunjukkan tren positif. Untuk posisi Juni 2012, pertumbuhan kredit investasi mencapai 60 persen dibanding Juni 2011. “Per Juni 2012, kredit investasi mencapai Rp 4 triliun,” dia melanjutkan.

Perbankan di Surakarta juga memberikan porsi yang besar untuk penyaluran kredit modal kerja. Hingga Juni 2012, kredit modal kerja yang dikucurkan sebesar Rp 20,41 triliun.

Putra mengatakan pihaknya saat ini sedang menggelar survei kepada investor untuk mengetahui iklim investasi di Jawa Tengah pada umumnya dan Surakarta pada khususnya. “Termasuk pendapat investor soal perizinan dan pelayanan yang diberikan,” katanya. Hasil survei menjadi patokan untuk perbaikan layanan.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

1 jam lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

4 jam lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

1 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

1 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

2 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

2 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

2 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

3 hari lalu

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

Pemerintah Indonesia dan Kazakhstan merencanakan kelanjutan proses negoisasi terkait promosi dan investasi pada Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

3 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya