TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, mencatat kenaikan perolehan pangsa pasar penjualan semen nasional menjadi 33 persen di semester I 2012. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan meraih pangsa pasar sebesar 31,1 persen.
Sekretaris Perusahaan Indocement, Sahat Panggabean, mengatakan terjadi kenaikan pangsa pasar seiring pertumbuhan volume penjualan Indocement yang lebih tinggi dari pertumbuhan industri semen nasional.
Perseroan membukukan kenaikan volume penjualan sebesar 17,5 persen menjadi 8,74 juta ton di semester I 2012. Di lain pihak, industri semen nasional hanya tumbuh 15,1 persen di semester I 2012 sehingga pangsa pasar Indocement ikut terkerek.
Sahat menjelaskan kenaikan volume penjualan Indocement itu ditopang oleh tingginya konsumsi semen di pasar domestik yang mencapai 8,69 juta ton, naik 21,8 persen dari penjualan tahun lalu 7,13 juta ton.
"Ini menjadi volume tertinggi dalam sejarah penjualan perusahaan pada semester pertama," ujar Sahat dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa, 31 Juli 2012.
Di lain pihak, penjualan untuk pasar ekspor terus mengalami tren penurunan. Pada semester I 2012, penjualan ekspor perseroan turun menjadi 57 ribu ton dari 310 ribu ton di semester I 2011. Turunnya pasar ekspor disebabkan Indocement lebih fokus memenuhi permintaan pasar domestik yang terus naik.
"Ini karena permintaan kuat pada sektor swasta seperti perumahan dan gedung bertingkat di Pulau Jawa sebanyak 55 persen dari total permintaan domestik," ujarnya.
Seiring naiknya volume penjualan, Indocement membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 29 persen menjadi Rp 8,19 triliun. Namun Sahat tidak merinci lebih lanjut penyebab kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dari kenaikan volume penjualan.
Meskipun demikian, beban pokok pendapatan naik lebih tinggi, yakni sebesar 32 persen sehingga menggerus perolehan margin laba kotor perseroan. Pada semester I 2012, Indocement membukukan kenaikan laba kotor 25,9 persen menjadi Rp 3,77 triliun. Senada laba bersih Indocement di semester I 2012 naik 25,3 persen menjadi Rp 2,16 triliun.
Pada perdagangan Selasa pagi, saham Indocement naik 600 poin atau 2,98 persen berada pada level Rp 20.750 per saham.
Selain Indocement, pemain utama di industri semen nasional adalah PT Semen Gresik Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
Tahun 2020, PT Semen Baturaja Kempit Pendapatan Rp 1,72 Triliun
1 April 2021
PT Semen Baturaja meraup pendapatan Rp1,72 triliun pada 2020 di tengah pelemahan industri semen akibat dampak dari penyebaran COVID-29.
Baca SelengkapnyaBanyak Proyek Ditunda, Konsumsi Semen Nasional Turun 16,3 Persen
18 Agustus 2020
Penundaan berbagai proyek konstruksi oleh pemerintah maupun sektor swasta diduga menjadi faktor utama rendahnya konsumsi semen per Juli 2020.
Baca SelengkapnyaSemen Kupang Curhat Belum Mampu Penuhi Kebutuhan Pasokan di NTT
18 Februari 2020
Kondisi berbeda disampaikan oleh Direktur Utama Semen Kupang Ery Susanto mengenai bisnis semen di Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaIndustri Semen Kelebihan Pasokan 30 Juta Ton
27 Oktober 2018
Kondisi industri semen tanah air tengah menghadapi tantangan.
Baca SelengkapnyaPT Semen Padang Ingin Produknya Digunakan Tol Padang-Pekanbaru
9 Agustus 2018
PT Semen Padang saat ini tengah mengalami kelebihan suplai.
Baca SelengkapnyaHarga Batu Bara Naik, Industri Semen Minta Insentif ke Pemerintah
1 Agustus 2018
Christian Kartawijaya mengatakan industri semen tengah tertekan karena lonjakan harga batu bara.
Baca SelengkapnyaIndustri Semen Menjerit, Tertekan Lonjakan Harga Batu Bara
31 Juli 2018
Melonjaknya harga batu bara memukul industri semen.
Baca SelengkapnyaPulau Jawa Jadi Penopang Utama Penjualan Semen Indonesia
21 November 2017
Pasar Semen Indonesia di Pulau Jawa mencapai 38 persen.
Baca SelengkapnyaPenjualan Semen Indonesia Grup Oktober 2017 Naik 11,8 Persen
21 November 2017
Penjualan domestik dan ekspor Semen Indonesia Grup pada Oktober 2017 sebesar 2,91 juta ton.
Baca SelengkapnyaSemen Thailand Bangun Pabrik US$ 600 Juta di Cilegon
20 November 2017
Pabrik Siam Cement Group (SCG) didorong merealisasikan pembangunan pabrik naphtha cracker di Cilegon dengan nilai investasi US$ 600 juta.
Baca Selengkapnya