Inflasi Ramadan Diprediksi Masih Wajar

Reporter

Editor

Senin, 23 Juli 2012 04:53 WIB

Seorang pedagang menata bahan makanan jualannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (2/1). ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO , Jakarta: Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Aviliani, mengatakan pada Ramadan hingga menjelang Idul Fitri, tidak akan terjadi inflasi. "Kalaupun terjadi, tidak signifikan dan waktunya sebentar,” katanya kepada Tempo.

Aviliani menjelaskan, tidak terjadinya inflasi lantaran harga bahan kebutuhan pokok stabil karena adanya perbedaan pola konsumsi masyarakat tahun ini dengan tahun lalu.

Apalagi, Ramadan tahun ini berdekatan dengan waktu penerimaan siswa baru di sekolah ataupun universitas. Akibatnya, masyarakat mengeluarkan uang dalam jumlah banyak untuk pendidikan dan memilih berhemat saat Ramadan.

Ia juga mengatakan, untuk meredam kemungkinan lonjakan harga yang bisa mengerek inflasi, pemerintah harus berupaya menstabilkan harga. "Operasi pasar, menurut saya, tidak efektif karena sifatnya hanya meninjau," kata Aviliani.

Lebih baik pemerintah memberi pengumuman agar ada kesamaan harga di antara para penjual. "Kalau pemerintah melakukan sosialisasi harga, maka lonjakan harga dapat ditekan," kata Aviliani.

Kementerian Keuangan memprediksi inflasi pada Juli dan Agustus masih dalam batas wajar. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang, Brodjonegoro, menyatakan inflasi pada Juli diperkirakan hanya sebesar 0,7 persen.

"Inflasi Juli diperkirakan 0,5-0,7 persen. Masih wajar. Penyumbang terbesar dari sektor pangan," kata pada kesempatan terpisah.

Kepala Pusat Kebijakan Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, menimpali, dalam kurun 5 tahun, angka inflasi pada periode Ramadan dan Lebaran cenderung stabil.

"Angkanya di kisaran 0,6–0,7 persen," kata dia. Menurut Luky, karena Ramadan tahun ini dimulai pada pertengahan bulan, ada kemungkinan inflasi akan terjadi dua kali.

"Juli dan Agustus akan tinggi. Tapi, sekali lagi, angkanya saya kira masih wajar," ujar dia. Luky menyatakan komoditas pangan, terutama ayam dan telur, merupakan penyumbang inflasi terbesar pada Ramadan tahun ini.

"Saya tidak mengerti apakah ini ada persoalan di suplai atau bagaimana. Tahun kemarin cabai yang tinggi," katanya.

Untuk menekan laju inflasi, kata Luky, pemerintah akan melakukan tindakan dengan melakukan intervensi pasar. Biasanya intervensi dilakukan dalam bentuk operasi pasar, yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan.

Menurut Luky, operasi pasar terbukti efektif dalam menekan laju inflasi. Tahun lalu misalnya, pemerintah sukses meneken inflasi dari 6,96 persen pada awal tahun menjadi 3,97 persen pada akhir 2011.

ANGGA SUKMA WIJAYA | SATWIKA MOVEMENTI | EFRI R



Berita Terkait:
Pelemahan Rupiah Bisa Ikut Tekan Inflasi
Inflasi Masih Pada Jalurnya, BI Rate Bisa Tetap

Inflasi Juni Terancam Tinggi

Tiket Pesawat Ikut Membuat Inflasi di Juni Tinggi

Fauzi Ichsan: Inflasi Tak Terimbas Harga Cabai

Di Surakarta, Ongkos Becak Sumbang Inflasi

Inflasi Mei 0,07 Persen

Berita terkait

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

5 Juni 2023

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

1 Oktober 2022

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis Jumat kemarin, dimulai dari tingginya inflasi telah menjadi musuh bersama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

30 September 2022

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

Indef memperkirakan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen pada September 2022 mencapai 1,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Baca Selengkapnya

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

16 Juni 2022

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

IHSG melambung tinggi di sesi pertama perdagangan hari ini di level 7.120,6.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

10 Juni 2022

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

Jokowi menyebut Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi

Baca Selengkapnya

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

22 Mei 2022

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

Bank Indonesia atau BI harus meredam lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

12 Mei 2022

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

Iskandar Simorangkir mengatakan pemerintah telah berancang-ancang mencegah dampak badai inflasi.

Baca Selengkapnya

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

4 Februari 2022

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

Nauli Desdiani mengimbau pemerintah agar menaikkan stimulus fiskal dalam rangka mencapai target inflasi.

Baca Selengkapnya

Mendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi

22 Januari 2018

Mendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi

21 kabupaten dan kota belum membentuk Tim Pemantauan dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Baca Selengkapnya