TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pajak, Fuad Rahmany, mengakui laporan masyarakat tentang penyimpangan yang dilakukan pegawai pajak meningkat. "Cukup banyak yang lapor, tapi angkanya tidak ribuan, ada beberapa puluhlah, ini lagi kami proses," ujar Fuad dalam acara sosialisasi pajak di Asrama Haji, Pondok Gede, Ahad, 15 Juli 2012.
Ia mengatakan laporan datang dari luar direktorat ataupun dari orang dalam direktorat. "Ada orang dalam, ada pihak ketiga," ucapnya. Fuad mencontohkan, kasus suap-menyuap yang melibatkan pejabat pajak Anggrah Suryo sebagai salah satu kasus yang dikembangkan dari laporan internal.
Disinggung soal pembenahan sistem rekruitmen pegawai, Fuad menilai itu bukan jaminan masalah suap-menyuap bakal tuntas. "Perekrutan dapat orang yang baik, tapi dalam kenyataannya orang bisa berubah," ucapnya. Atas dasar itu ia menjelaskan pihaknya terus melakukan pembinaan sebagai bagian dari upaya penertiban dan pencegahan.
Mengawasi pegawai pajak yang berjumlah 32 ribu itu, menurut Fuad, tidaklah mudah. "Sebanyak 32 ribu pegawai, sebagian ada yang kaya Gayus mentalnya gampang digoda. Dalam sebutan kami itu, bercanda saja, 'alim', agak lemah iman. Senang dulu sekarang, ditangkap urusan nanti," ucap dia.
Menurut Fuad, tantangan ke depan adalah bagaimana membangun sistem yang canggih untuk mendeteksi penyimpangan. "Kalau ada sistem yang begitu cepat menangkap orang yang melakukan penyimpangan, itu akan membuat orang jadi tidak berani," ucapnya. "Bagaimana membuat sistem perpajakan, bagaimana tahu tidak jujur, ini tantangan."
Saat ini, Fuad menjelaskan, Direktorat Jenderal Pajak bekerjasama dengan kepolisian, KPK dan Kejaksaan untuk "membersihkan" direktoratnya dari penyimpangan. Penangkapan demi penangkapan sebagai hasil dari kerja sama direktoratnya dengan penegak hukum diharapkan Fuad bakal memberi peringatan kepada wajib pajak dan pegawai pajak agar tak coba-coba kongkalikong mengakali tagihan pajak.
MARTHA THERTINA
Berita terkait
Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara
19 Januari 2024
Setelah genap 13 tahun mendekam di penjara, begini kilas balik kasus Gayus Tambunan
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak
3 Desember 2019
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati jengkel dengan ulah banyak pihak yang berniat melakukan tindakan korupsi di lingkungan kementeriannya
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK
4 Oktober 2018
Anak buah Sri Mulyani tertangkap tangan oleh KPK.
Baca SelengkapnyaOknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta
17 April 2018
Polisi menangkap pegawai pajak yang kedapatan memeras wajib pajak Rp 700 juta.
Baca SelengkapnyaEks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang
1 Agustus 2017
Handang Soekarno sebelumnya meminta untuk ditahan di Lapas Kelas 1A karena sudah lama berpisah dengan istri dan tiga anaknya.
Baca SelengkapnyaSuap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil
24 Juli 2017
Dalam vonis terdakwa suap pajak Handang Soekarno, majelis hakim menyebutkan peran ipar Jokowi, Arif Budi Sulistyo.
Baca SelengkapnyaSuap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui
24 Juli 2017
Mejelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan hukuman lebih ringan kepada Handang Soekarno dibanding tuntutan jaksa KPK.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak
11 Juli 2017
Tiga negara yang dikenal sebagai suaka pajak, yakni Singapura,
Hong Kong, dan Swiss, siap bekerja sama.
KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak
10 Juli 2017
Juru bicara KPK Febri Diansyah meminta terdakwa suap pajak Handang Soekarno untuk menyampaikan secara jujur pihak yang dinilai sebagai pelaku utama.
Baca SelengkapnyaKasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...
10 Juli 2017
Terdakwa kasus suap pajak, Handang Soekarno, membantah dirinya merupakan inisiator terjadinya pertemuan antara PT EKP dan pejabat Ditjen Pajak.
Baca Selengkapnya