Indofarma Jajaki Pasar Kazakhstan

Reporter

Editor

Selasa, 15 Mei 2012 16:09 WIB

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Emiten farmasi, PT Indofarma Tbk, berencana menjajaki pangsa pasar Kazahstan dalam waktu dekat. "Ini salah satu jalan juga masuk ke pasar Eropa, melalui Rusia, Belarusia, dan Uni Eropa lainnya,” ujar Direktur Utama Indofarma, Djakfarudin Junus, di Jakarta, Selasa, 15 Mei 2012.

Ia mengatakan peluang pasar negara pecahan Uni Soviet cukup besar. Bahkan malalui kerja sama bilateral--government to government (G to G)--kedua negara, mereka secara langsung menawarkan peluang kepada pemerintah Indonesia. "18 Mei besok bersama Menko kami bakal berangkat ke sana," ucapnya.

Dia mengakui, jika perseroan berhasil merambah pasar Kazahstan, peluang untuk mengembangkan ke pasar lainnya di negara di kawasan itu terbuka. "Tapi kita tetap melakukan kajian dulu terhadap potensi pasar mereka."

Direktur Riset dan Pemasaran Indofarma, Elfiano Rizaldi, menuturkan perseroan masih memfokuskan kawasan negara Asia Tenggara untuk dimasuki. Kemudian disusul kawasan Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan untuk kawasan negara pecahan Uni Soviet masih dalam kajian.

Ia mengakui untuk tahap awal perseroan bakal segera melakukan kajian terhadap potensi pasar Kazahstan termasuk kemungkinan membangun pabrik di sana. "Nanti untuk pasar Kazahstan mungkin bisa ekspor sementara waktu," kata dia.

Hingga kini total ekspor perseroan ke luar negeri hanya sekitar 2-3 persen dari total pasar. Ia mengakui problem registrasi menjadi kendala utama saat melakukan penjajakan ekspor ke negara tujuan. "Untuk satu negara saja memerlukan waktu registrasi satu sampai tiga tahun," kata dia.

Tahun lalu nilai ekspor produk obat perseroan mencapai US$ 2,4 juta atau setara Rp 22,04 miliar. Beberapa pasar ekspor yang telah dirambah, yakni Vietnam dan Kamboja, sementara Myanmar bakal segera dijajaki tahun ini.

JAYADI SUPRIADIN







Advertising
Advertising

Berita terkait

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

14 Maret 2023

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

13 Maret 2023

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.

Baca Selengkapnya

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

5 Maret 2023

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

13 Februari 2023

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Baca Selengkapnya

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

13 Februari 2023

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.

Baca Selengkapnya

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

7 Desember 2022

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.

Baca Selengkapnya

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

3 Desember 2022

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.

Baca Selengkapnya

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

2 Desember 2022

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

24 November 2022

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

Togi menyatakan lima perusahaan tersebut menciptakan larutan obat sebanyak 400 hingga 700 kali di atas ambang batas. Jadi penyebab gagal ginjal akut.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

17 November 2022

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ada gap atau celah dalam sistem keamanan dan mutu obat dari hulu ke hilir.

Baca Selengkapnya