Protokol Krisis Pangan Tunggu Arahan Bappenas

Reporter

Editor

Selasa, 29 November 2011 13:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menilai protokol krisis pangan perlu segera dibentuk. Alasannya, protokol krisis bisa menjadi langkah antisipasi jika terjadi ancaman krisis pangan.

"Kami pikir protokol krisis ini bagus sekali dalam rangka antisipasi. Tapi ini baru gagasan," kata Rusman saat ditemui usai HUT KORPRI, di kantor Kementerian Pertanian, Selasa 29 November 2011.

Untuk membuat protokol krisis pangan Kementerian Pertanian masih menunggu arahan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kementerian Pertanian berkepentingan terhadap pembentukan protokol krisis pangan karena bertugas soal produksi pangan.

"Nanti pasti kami rencanakan protokol krisis pangan. Tapi kami masih menunggu inisiatif dari Bappenas, untuk saat ini kami lakukan antisipasi dulu," kata dia.

Dia mengaku, pihaknya mengantisipasi ancaman krisis pangan dengan menggalakkan program diversifikasi pangan. Selama ini daerah belum bisa mengoptimalkan potensi pangan lokalnya. "Malah yang ada sekarang pangan lokal justru tergantikan oleh beras lagi," ujar dia.

Rusman menuturkan pemerintah tengah berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras. Sebab, jumlah penduduk yang semakin besar akan membutuhkan beras lebih banyak.



Padahal, produksi beras terus menurun. Badan Pusat Statistik merilis Angka Ramalan III yang memperkirakan produksi padi tahun ini turun menjadi menjadi 65,39 juta Gabah Kering Giling dari produksi tahun lalu 68,06 juta ton.

"Kalau pertumbuhan jumlah penduduk ini tidak diimbangi dengan diversifikasi pangan, nanti kita akan mendewakan beras terus. Diversifikasi pangan ini tugas kami, untuk ketahanan pangan," ujarnya.

Sebelumnya, Bank dunia meminta pemerintah Indonesia menyiapkan protokol krisis pangan untuk mengantisipasi lonjakan harga tahun depan. Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia Sjamsu Rahardja mengatakan, Indonesia harus merespon gejala krisis pangan melalui prosedur yang bisa dilakukan dengan cepat.



Selama ini kebijakan penanganan krisis pangan dinilai lambat. Contohnya beras, pemerintah tidak bisa cepat merespon perubahan ekologi dan serangan hama. Akibatnya, terjadi gagal panen dan pasokan pun menurun. Padahal beras menjadi komoditas yang penting untuk Indonesia dan bisa memicu inflasi karena harga yang fluktuatif.

ROSALINA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

10 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

14 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

17 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

21 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

22 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

25 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

27 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

33 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

34 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

39 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya