IMF Diminta Fleksibel Kucurkan Pinjaman  

Reporter

Editor

Rabu, 28 September 2011 08:35 WIB

REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia lebih fleksibel mengucurkan pinjaman bagi negara-negara Eropa yang terbelit krisis ekonomi. Krisis yang menghantam kawasan itu menyebabkan utang sejumlah negara menumpuk, defisit fiskal kian melebar, hingga memicu ketidakseimbangan global.

"Pemulihan global terbukti rentan, meski negara berkembang mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan," kata Agus dalam pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Amerika Serikat, pekan lalu.

Dia berharap pertemuan tahunan yang digelar dua lembaga ini bisa mengatasi krisis. "Kami mendorong IMF dan Bank Dunia mengembangkan rencana mengatasi krisis," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 27 September 2011.

Ia juga mendesak Bank Dunia mengembangkan sektor swasta untuk memperluas lapangan pekerjaan. Ekonomi negara-negara berpenghasilan rendah terancam melemah akibat turunnya permintaan dari negara maju.

Eropa adalah kawasan yang terpapar krisis paling parah. Sejumlah negara, seperti Spanyol, Irlandia, Portugal, dan Yunani, membutuhkan bantuan keuangan untuk keluar dari krisis.

Badai krisis ekonomi dikhawatirkan menjalar ke Indonesia. Menurut anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Kemal Azis Stamboel, melemahnya ekonomi global berpotensi memancing resesi dan krisis global. Ia meminta pemerintah dan bank sentral meningkatkan koordinasi serta menghitung dampak krisis dengan tepat.

Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, berpendapat dampak krisis global mulai memukul pasar saham di Indonesia, seperti pada 2008. "Kepanikan menyebabkan indeks harga saham gabungan turun. Investor asing melepas saham, lalu menukar mata utang rupiah dengan dolar Amerika Serikat," katanya kemarin.

Namun berbeda dengan 2008, menurut Tony, perekonomian Indonesia saat ini jauh lebih baik. Posisi cadangan devisa negara mencapai US$ 122 miliar, dua kali lipat dibanding cadangan devisa 2008 sekitar US$ 60 miliar.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pemerintah tetap mewaspadai gejolak ekonomi global. Pada krisis 2008, Indonesia mampu menghadapi krisis, tapi kini kondisinya jauh lebih berat. "Sekarang harus bisa kita atasi," katanya di Hotel Shangri-La, Jakarta, kemarin.

ALWAN RIDHA RAMDANI | PRIHANDOKO | SUTJI DECILYA | EKO ARI WIBOWO | DEWI RINA

Berita terkait

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

52 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

56 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

57 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

57 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

12 Februari 2024

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.

Baca Selengkapnya

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

8 Februari 2024

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

7 Februari 2024

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

Kementerian Keuangan memperrkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

29 Januari 2024

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

29 Januari 2024

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 persen pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi

19 Januari 2024

Sepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dikabarkan akan mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Sebenarnya, ia telah berkecimpung dalam dunia ekonomi sejak 2002 silam.

Baca Selengkapnya