TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menyarankan agar perusahaan pertambangan mengerem ekspor emas. "Produksi emas jangan diekspor ke luar negeri," katanya di Jakarta, Rabu, 7 September 2011. Alasannya, lanjut Bambang, agar cadangan emas dalam negeri lebih kuat.
Bambang menilai tekanan emas terhadap inflasi bukan semata-mata dipicu oleh masyarakat yang berburu emas. "Itu karena harga emas di luar naik," ujarnya.
Menurutnya situasi seperti ini belum pernah terjadi. Bambang memprediksi situasi ini akan segera berakhir. "Ini lebih karena gejolak dunia," katanya.
Emas menjadi penyumbang inflasi terbesar sebesar 0,19 persen dari inflasi sebesar 0,93 pada Agustus lalu. Pemicunya adalah harga emas yang naik. Harga emas mencetak rekor tertinggi. Harga logam mulia ini melambung tinggi di atas US$ 1.920 per troy ounce untuk pengiriman Oktober mendatang.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan menyarankan Bank Indonesia menambah cadangan devisa dalam bentuk logam emas. Menurutnya, negara yang lebih rajin memperkuat cadangan emasnya menunjukkan visi jangka panjang mempertahankan perekonomian mereka.
Sebagai negara dengan sumber tambang emas besar, kata Rusman, pemerintah semestinya lebih mudah mengendalikan. Bisa saja, Bank Indonesia membeli terlebih dahulu emas dari pertambangan dalam negeri sebelum diekspor ke luar. Pembelian bisa dilakukan sepanjang harganya tidak terlalu merugikan perusahaan tambang.
Beberapa bank sentral memborong emas sebagai diversifikasi cadangan devisa. Namun, Gubernur Bank Indonesai Darmin Nasution mengatakan tidak ikut tren bank-bank tersebut.
Darmin mengakui bank sentral sudah sejak 1-2 tahun yang lalu menjadikan komoditi emas sebagai salah satu bagian dari diversifikasi cadangan devisa. Bahkan dibanding negara lain, cadangan emas Bank Indonesia lebih besar.
Bank Indonesia, lanjut Darmin, lebih menambah cadangan devisa non-dolar Amerika Serikat.
AKBAR TRI KURNIAWAN
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
2 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan
4 hari lalu
Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.
Baca SelengkapnyaProduk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi
4 hari lalu
Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan
5 hari lalu
Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
6 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaRektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel
6 hari lalu
Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
6 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaEkspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu
6 hari lalu
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
7 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral
7 hari lalu
Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.
Baca Selengkapnya