Pemerintah Sarankan Ekspor Emas Direm  

Reporter

Editor

Rabu, 7 September 2011 14:01 WIB

REUTERS/Petr Josek

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menyarankan agar perusahaan pertambangan mengerem ekspor emas. "Produksi emas jangan diekspor ke luar negeri," katanya di Jakarta, Rabu, 7 September 2011. Alasannya, lanjut Bambang, agar cadangan emas dalam negeri lebih kuat.

Bambang menilai tekanan emas terhadap inflasi bukan semata-mata dipicu oleh masyarakat yang berburu emas. "Itu karena harga emas di luar naik," ujarnya.

Menurutnya situasi seperti ini belum pernah terjadi. Bambang memprediksi situasi ini akan segera berakhir. "Ini lebih karena gejolak dunia," katanya.

Emas menjadi penyumbang inflasi terbesar sebesar 0,19 persen dari inflasi sebesar 0,93 pada Agustus lalu. Pemicunya adalah harga emas yang naik. Harga emas mencetak rekor tertinggi. Harga logam mulia ini melambung tinggi di atas US$ 1.920 per troy ounce untuk pengiriman Oktober mendatang.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan menyarankan Bank Indonesia menambah cadangan devisa dalam bentuk logam emas. Menurutnya, negara yang lebih rajin memperkuat cadangan emasnya menunjukkan visi jangka panjang mempertahankan perekonomian mereka.

Sebagai negara dengan sumber tambang emas besar, kata Rusman, pemerintah semestinya lebih mudah mengendalikan. Bisa saja, Bank Indonesia membeli terlebih dahulu emas dari pertambangan dalam negeri sebelum diekspor ke luar. Pembelian bisa dilakukan sepanjang harganya tidak terlalu merugikan perusahaan tambang.

Beberapa bank sentral memborong emas sebagai diversifikasi cadangan devisa. Namun, Gubernur Bank Indonesai Darmin Nasution mengatakan tidak ikut tren bank-bank tersebut.

Darmin mengakui bank sentral sudah sejak 1-2 tahun yang lalu menjadikan komoditi emas sebagai salah satu bagian dari diversifikasi cadangan devisa. Bahkan dibanding negara lain, cadangan emas Bank Indonesia lebih besar.

Bank Indonesia, lanjut Darmin, lebih menambah cadangan devisa non-dolar Amerika Serikat.

AKBAR TRI KURNIAWAN


Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

4 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

7 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya