TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan emas menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Agustus 2011 karena kenaikan harga yang cukup signifikan di tengah suasana Lebaran.
Usai bersilaturahim dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Rabu 31 Agustus 2011, Heriawan belum bisa menyebutkan besaran kontribusi emas pada inflasi Agustus 2011. Namun ia memastikan kontribusinya adalah yang paling besar. "Saya belum bisa menyebutkan hitungannya. Tapi yang paling tinggi. Sampai minggu keempat kemarin masih emas," kata Rusman.
Menurut dia, kenaikan harga emas di tengah suasana Lebaran menjadikan komoditas itu sebagai penyumbang inflasi terbesar melampaui kenaikan harga-harga bahan pokok. "Sebab, menjelang Lebaran itu biasanya emas itu menjadi suatu kebutuhan dan kebetulan harganya tinggi. Jadi lucu, nanti kalau mengumumkan bukan barang pokok yang paling berpengaruh, malah emas," katanya.
Kenaikan harga-harga barang pokok menjelang Lebaran, menurut dia, tidak terlalu berpengaruh besar pada inflasi Agustus 2011 karena hanya terjadi selama dua hari menjelang Idul Fitri 1432 Hijriah.
"Kalau kita bicara hari terakhir itu kan bobotnya cuma dua hari, satu hari itu kan satu per tiga puluh. Jadi tidak begitu berpengaruh karena kita bicara inflasi bulanan yang dibangun dari tanggal satu sampai akhir bulan," ujarnya.
Heriawan pun memastikan inflasi Agustus 2011 masih berada di bawah satu persen. Sedangkan inflasi bulan Juli 2011 sebesar 0,67 persen dengan komoditas beras sebagai penyumbang inflasi terbesar.
WDA | ANT
Berita terkait
LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel
1 hari lalu
Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.
Baca SelengkapnyaMengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya
17 Oktober 2023
Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.
Baca SelengkapnyaInflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar
5 Juni 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan
1 Oktober 2022
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis Jumat kemarin, dimulai dari tingginya inflasi telah menjadi musuh bersama di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPrediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik
30 September 2022
Indef memperkirakan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen pada September 2022 mencapai 1,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Baca SelengkapnyaThe Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat
16 Juni 2022
IHSG melambung tinggi di sesi pertama perdagangan hari ini di level 7.120,6.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi
10 Juni 2022
Jokowi menyebut Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi
Baca SelengkapnyaRedam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?
22 Mei 2022
Bank Indonesia atau BI harus meredam lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaKemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global
12 Mei 2022
Iskandar Simorangkir mengatakan pemerintah telah berancang-ancang mencegah dampak badai inflasi.
Baca SelengkapnyaSaran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia
4 Februari 2022
Nauli Desdiani mengimbau pemerintah agar menaikkan stimulus fiskal dalam rangka mencapai target inflasi.
Baca Selengkapnya