TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Di antara ratusan industri kecil menengah batik di Yogyakarta, hanya sekitar 20 saja yang telah terdaftar merek dagangnya. Kementerian Perindustrian mencatat di seluruh Indonesia hanya ada 72 pemegang merek sah batik yang tersebar di Jawa dan Madura.
Kepala Bidang Pengembangan Jasa Teknis Balai Besar Kerajinan dan Batik Handoyo mengatakan bahwa merek batik terdaftar itu dikenal juga dengan "sertifikat batik mark" yang merupakan pelabelan terdaftar dari kementerian. Untuk memperolehnya, suatu industri kecil menengah batik harus mengantongi Hak Kekayaan Intelektual.
“Jadi, memang belum banyak yang mereknya terdaftar,” kata Handoyo, usai pembukaan workshop nasional dan pameran batik di gedung Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Selasa, 21 Juni 2011.
Ongkos pendaftaran merek batik terbilang murah, kata dia, yakni sebesar Rp 700 ribu per pendaftaran. Namun demikian, tak banyak industri batik yang bersedia mendaftarkan mereknya. “Karena kebanyakan industri batik adalah rumahan,” kata Handoyo yang juga menjabat sebagai ketua panitia penyelenggara itu.
Dalam acara itu, sebanyak 22 produk batik mark Indonesia dari Jawa dan Madura dipamerkan selama 3 hari, dari 21-23 Juni 2011.
Setelah terdaftar merek batiknya, kain batik produksi mereka pun akan mendapat pelabelan sesuai dengan jenis batik. Label berukuran 6,5x2 sentimeter warna hitam dengan tulisan Batik Indonesia warna emas untuk batik tulis, warna perak untuk batik cap, dan warna putih untuk batik kombinasi antara tulis dan cap. “Pelabelan itu lebih pada jaminan pada konsumen,” kata Bachtiar Totosantoso, Kepala Seksi Konsultasi Balai Besar.
Menurut Bachtiar, dengan adanya label keluaran balai itu, konsumen batik tak perlu meragukan lagi kualitas batik yang dibeli. Label itu merupakan jaminan bahwa batik yang didapat merupakan batik tulis, cap, atau kombinasi tulis dan cap sesuai yang ada pada label di kain.
Pelabelan batik mark pada produk batik merupakan bagian dari sosialisasi hak kekayaan intelektual batik. Namun demikian, Bachtiar mengingatkan paten atas batik tradisional tidak bisa dilakukan secara perseorangan atau sebuah industri. “Karena itu milik bangsa (Indonesia),” ujarnya. Pendaftaran motif batik, lanjut dia, biasa diberikan atas batik bermotif kontemporer yang bersifat baru dan hasil kreativitas.
ANANG ZAKARIA
Berita terkait
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
6 hari lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
7 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaJangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park
11 hari lalu
Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaPNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah
35 hari lalu
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.
Baca SelengkapnyaKampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya
37 hari lalu
Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaBegini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik
54 hari lalu
Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.
Baca SelengkapnyaKBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).
Baca SelengkapnyaPiaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik
17 Februari 2024
Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.
Baca SelengkapnyaNMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik
11 Februari 2024
NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.
Baca SelengkapnyaCerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online
6 Februari 2024
Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.
Baca Selengkapnya