Hanya 20 Merek Batik di Yogyakarta yang Terdaftar

Reporter

Editor

Selasa, 21 Juni 2011 15:19 WIB

Festival Batik akan berlangsung malam hari.(TEMPO/Fully Syafii)

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Di antara ratusan industri kecil menengah batik di Yogyakarta, hanya sekitar 20 saja yang telah terdaftar merek dagangnya. Kementerian Perindustrian mencatat di seluruh Indonesia hanya ada 72 pemegang merek sah batik yang tersebar di Jawa dan Madura.

Kepala Bidang Pengembangan Jasa Teknis Balai Besar Kerajinan dan Batik Handoyo mengatakan bahwa merek batik terdaftar itu dikenal juga dengan "sertifikat batik mark" yang merupakan pelabelan terdaftar dari kementerian. Untuk memperolehnya, suatu industri kecil menengah batik harus mengantongi Hak Kekayaan Intelektual.

“Jadi, memang belum banyak yang mereknya terdaftar,” kata Handoyo, usai pembukaan workshop nasional dan pameran batik di gedung Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Selasa, 21 Juni 2011.

Ongkos pendaftaran merek batik terbilang murah, kata dia, yakni sebesar Rp 700 ribu per pendaftaran. Namun demikian, tak banyak industri batik yang bersedia mendaftarkan mereknya. “Karena kebanyakan industri batik adalah rumahan,” kata Handoyo yang juga menjabat sebagai ketua panitia penyelenggara itu.

Dalam acara itu, sebanyak 22 produk batik mark Indonesia dari Jawa dan Madura dipamerkan selama 3 hari, dari 21-23 Juni 2011.

Setelah terdaftar merek batiknya, kain batik produksi mereka pun akan mendapat pelabelan sesuai dengan jenis batik. Label berukuran 6,5x2 sentimeter warna hitam dengan tulisan Batik Indonesia warna emas untuk batik tulis, warna perak untuk batik cap, dan warna putih untuk batik kombinasi antara tulis dan cap. “Pelabelan itu lebih pada jaminan pada konsumen,” kata Bachtiar Totosantoso, Kepala Seksi Konsultasi Balai Besar.

Menurut Bachtiar, dengan adanya label keluaran balai itu, konsumen batik tak perlu meragukan lagi kualitas batik yang dibeli. Label itu merupakan jaminan bahwa batik yang didapat merupakan batik tulis, cap, atau kombinasi tulis dan cap sesuai yang ada pada label di kain.

Pelabelan batik mark pada produk batik merupakan bagian dari sosialisasi hak kekayaan intelektual batik. Namun demikian, Bachtiar mengingatkan paten atas batik tradisional tidak bisa dilakukan secara perseorangan atau sebuah industri. “Karena itu milik bangsa (Indonesia),” ujarnya. Pendaftaran motif batik, lanjut dia, biasa diberikan atas batik bermotif kontemporer yang bersifat baru dan hasil kreativitas.

ANANG ZAKARIA




Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

6 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

7 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

11 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

35 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

37 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

54 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya