Indonesia Dinilai Salah Strategi Hadapi CAFTA

Reporter

Editor

Sabtu, 23 April 2011 16:45 WIB

Bank of China. REUTERS/David Gray

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lemahnya Indonesia menghadapi banjir impor Cina pasca diberlakukannya pasar bebas Cina-ASEAN (CAFTA) setahun lalu dinilai karena adanya kesalahan strategi. Menurut Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur Indonesia terlalu memaksakan diri menyetujui CAFTA saat penguatan daya saing industri dalam negeri belum terwujud.

"Akibatnya industri kita tidak bisa bersaing bahkan di pasar domestik karena harga produk Cina lebih murah," kata Natsir di Jakarta, Sabtu (23/4).

Indonesia terlambat mendorong pembangunan industri di sektor hilir yang mampu mengolah bahan baku menjadi barang olahan sehingga memiliki nilai lebih. "Kita justru lebih banyak melakukan ekspor padahal semestinya itu bisa diolah sendiri dan lebih dimanfaatkan untuk industri dalam negeri," katanya. Akibatnya negara lain yang meneguk keuntungan dengan memperoleh bahan baku dan selanjutnya melempar produk olahan yang telah jadi kembali ke Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan oleh pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri. Menurutnya saat Indonesia sudah menyepakati CAFTA, justru konsentrasi promosi dan ekspor Indonesia masih tetap difokuskan pada negara lain. "Saat ini impor terbesar Indonesia dari Cina, namun Indonesia masih belum melihat Cina sebagai sasaran ekspor utama," katanya.

Menurutnya, Indonesia masih melihat Cina sebagai nomor dua untuk ekspor. "Mengalahkan Amerika dan Eropa," imbuhnya. Semestinya saat Indonesia banyak mengimpor barang dari Cina maka sebaliknya Indonesia harus menjadikan Cina sebagai tujuan utama ekspor produk dalam negeri. Promosi produk Indonesia ke negara itu juga semestinya lebih digencarkan.

Dengan menfokuskan ekspor ke Cina diharapkan keberimbangan neraca perdagangan antara Cina dan Indonesia bisa terwujud. Apalagi dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 1 miliar orang, Cina bisa menjadi pangsa pasar yang sangat besar bagi produk Indonesia.

Apalagi banyak produk unggulan yang semestinya tidak bisa disaingi oleh Cina, terutama di hasil produksi sumber daya alam. Dimana ada perbedaan musim antara Cina yang merupakan daerah empat musim sedangkan Indonesia empat musim. "Kita lihat Cina sebagai opportunity, kita begitu kaya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan yang tidak dimiliki Cina, terlalu jika kita tidak bisa bersaing dengan Cina," imbuhnya.

AGUNG SEDAYU

Advertising
Advertising

Berita terkait

Hari Ini Cina Terapkan Bea Antidumping untuk Baja Nirkarat RI

23 Juli 2019

Hari Ini Cina Terapkan Bea Antidumping untuk Baja Nirkarat RI

Tarif antidumping yang dikenakan Cina sebesar 18,1 - 103,1 persen.

Baca Selengkapnya

Perang Dagang, Indonesia Bisa Rebut Pasar Tekstil Cina di AS

16 Mei 2019

Perang Dagang, Indonesia Bisa Rebut Pasar Tekstil Cina di AS

Indonesia berpeluang mengambil pasar tekstil Cina di Amerika Serikat setelah perang dagang kedua negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ingatkan Dampak Buruk Perang Dagang Presiden Trump

6 Maret 2018

Sri Mulyani Ingatkan Dampak Buruk Perang Dagang Presiden Trump

Sri Mulyani mengomentari kebijakan AS yang akan memproteksi produk baja dengan menerapkan bea masuk.

Baca Selengkapnya

Devaluasi Yuan, Ini Strategi Menteri Perindustrian  

14 Agustus 2015

Devaluasi Yuan, Ini Strategi Menteri Perindustrian  

Menteri Perindustrian menilai devaluasi yuan membuat ekspor Cina makin deras masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Akhirnya, New iPad Bisa Masuk Cina

21 Juli 2012

Akhirnya, New iPad Bisa Masuk Cina

Mereka harus membayar nyaris Rp 600 miliar untuk menyelesaikan sengketa paten dengan sebuah perusahaan lokal Cina.

Baca Selengkapnya

Anggito: ACFTA Harus Dilihat Secara Multilateral  

2 Mei 2011

Anggito: ACFTA Harus Dilihat Secara Multilateral  

Secara bilateral memang defisit, tapi secara multilateral Indonesia surplus

Baca Selengkapnya

PM Cina: Salak dan Manggis Populer di Cina

30 April 2011

PM Cina: Salak dan Manggis Populer di Cina

Ternyata tak hanya produk-produk buatan Cina yang membajiri Indonesia. Beberapa produk dalam negeri khususnya buah-buahan asli Indonesia saat ini mulai banyak dikonsumsi masyarakat Cina atau biasa juga disebut Republik Rakyat Tiongkok.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Minta Cina Turunkan Pajak Ekspor

29 April 2011

Pemerintah Minta Cina Turunkan Pajak Ekspor

Cina banyak mengambil bahan baku dari Indonesia kemudian produk olahannya dijual dengan bea ekspor tinggi.

Baca Selengkapnya

Banyak Produk Cina Masuk Lewat Malaysia

23 April 2011

Banyak Produk Cina Masuk Lewat Malaysia

Maraknya produk Cina di pasar domestik ternyata bukan hanya karena diimpor langsung dari Cina, melainkan juga banyak yang dimpor dari negara tetangga.

Baca Selengkapnya

Bahas CAFTA, Cina Undang Indonesia  

23 April 2011

Bahas CAFTA, Cina Undang Indonesia  

Pemerintah Indonesia dan Cina akan kembali bertemu untuk membahas soal keberimbangan neraca perdagangan antara kedua negara pada Juni nanti.

Baca Selengkapnya