Harga Minyak Sentuh US$ 100 Per Barel

Reporter

Editor

Kamis, 24 Februari 2011 09:19 WIB

Sumur minyak Pamusian 86, Tarakan, Kalimantan. TimurTEMPO/Subekti
TEMPO Interaktif, Jakarta - New York — Harga minyak mentah pada perdagangan Rabu kemarin ditutup pada level tertingginya sejak Oktober 2008. Bahkan sempat menyentuh level U$$ 100 per barel karena keprihatinan protes anti pemerintah di Lybia serta negara – negara di Timur Tengah dan Afrika Utara lainya.

Minyak mentah jenis Light Sweet untuk kontrak bulan April kembali naik US$ 2,68 (2,8 persen) menjadi US$ 98,1 per barel di New York Mercantile Exchange semalam. Ini merupakan harga tertinggi minyak sejak 1 Oktober setelah harga minyak turun dari level tertinggi sepanjang sejarahnya US$ 147 per barel pada musim panas tahun tersebut.

Lonjakan ini merupakan dampak dari berlanjutnya kepanikan beli investor akan bahan bakar minyak yang diprediksikan akan terus melambung karena krisis Timur Tengah. “Pasar akan tetap fokus terhadap meluasnya kerusuhan di Lybia,” ujar penasehat pasar di New Jersey, Bill O’Neill.

Untuk kontrak bulan Mei sempat menyentuh level tertingginya hingga ke US$ 100,01 per barel, untuk pertama kalinya menembus level US$ 100 sejak 2 Oktober 2008.

Harga minyak laut utara (Brent) yang merupakan patokan harga minyak di Eropa juga menguat. Untuk antaran bulan April harganya juga naik US$ 5,47 (5,2 persen) dan ditutup US$ 111,25 per barel, level tertingginya sejak 29 Agustus 2008.

Harga komoditas bahan bakar minyak (gasoline) juga naik dan diperdagangkan pada level tertingginya sejak September 2008.

Perhatian dunia saat ini tertuju pada Lybia yang kaya akan cadangan minyak dan sedang dilanda demonstrasi anti pemerintah. Pemimpin Kolonel Moammar Ghadafi menolak untuk melepaskan kekuasaan sehingga terjadi bentrokan yang mengakibatkan ratusan jiwa meninggal memicu lonjakan harga minyak.

Pengunjuk rasa anti pemerintah di Tobruk dan Beghazi mengatakan mereka telah menguasai kota- kota di Lybia Timur. Beberapa personel angkatan Darat ada yang bergabung dengan para demonstran menambah kekhawatiran dunia.

Analis dari JP Morgan mengemukakan, sebenarnya kita memiliki potensi untuk penambahan pasokan dari negara – negara pengekspor minyak (OPEC) lainya. Jika kita kehilangan produksi 1,3 juta barel per hari dari ekspor Lybia bisa saja ditutup oleh produksi Arab Saudi yang dipaksa untuk menaikkan produksinya sampai ketingkat tertingginya pada tahun 2008. Namun, tetap saja ada kekhawatiran.

"Harga minyak mentah bisa mencapai US$ 220 per barel jika negara – negara kawasan Timur Tengah menghentikan produksi minyaknya bersama – sama,” kata Michael Lo, analis dari Namora.

Pembanding yang terdekat adalah saat terjadi perang Teluk 1990 – 1991 membuat produksi minyak dunia turun. “Kerusuhan juga dapat mengurangi kapasitas cadangan OPEC ke level terendahnya yang terlihat selama perang tersebut serta pada musim panas 2008 lalu,” ujar Lo.

Beberapa perusahaan minyak asing di Lybia juga telah mengevakuasi karyawannya dari Lybia seperti BP Plc, Wintershal AG, serta perusahaan kimia BASF AG yang juga telah mengumumkan penghentian operasinya di negara itu.

MARKETWATCH/ VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

13 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

13 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

14 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

14 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya