TEMPO Interaktif, Jakarta -Bank Indonesia memperkirakan puncak inflasi akan terjadi Mei hingga Juni mendatang. Prediksi ini serupa dengan analisis sebagian pengamat.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono mengatakan jika faktor-faktor penyebab inflasi di semester I bisa dikendalikan, maka tekanan inflasi di semester II akan menurun. Kekhawatiran yang dimaksud adalah kenaikan harga komoditas bahan pangan dan energi, khususnya crude oil.
Dalam rilis kemarin (4/2), Bank Indonesia menyatakan, dewan gubernur mewaspadai ekspetasi inflasi yang mulai meningkat. "Disamping dipicu oleh kenaikan harga volatile foods yang masih tinggi, meningkatnya ekspetasi inflasi juga didorong oleh kenaikan harga volatile foods yang masih tinggi, meningkatnya ekspetasi inflasi juga didorong oleh kenaikan harga komoditi global dan rencana kebijakan pemerintah khususnya pengurangan subsidi BBM," katanya.
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.
IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
30 Juni 2023
IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
Bahlil Lahadalia, menanggapi rekomendasi Dana Moneter Internasional atau IMF yang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor mineral mentah, termasuk nikel, secara bertahap.