BI Senang Peringkat Utang Indonesia Naik

Reporter

Editor

Senin, 17 Januari 2011 14:10 WIB

Bank Indonesia. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO Interaktif, Jakarta -Bank Indonesia menyambut baik naiknya peringkat utang Indonesia yang dilansir oleh Moody's. "Langkah ini harus dilihat sebagai representasi pengakuan masyarakat internasional terhadap perbaikan fundamental ekonomi Indonesia," ujar Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution melalui surat elektronik yang dikirimkan hari ini pada wartawan.

Lembaga pemeringkat internasional Moody’s Senin (17/1) menaikkan peringkat utang dalam mata uang asing maupun lokal menjadi Ba1 dari Ba2, satu notch dibawah investment grade (level investasi), dengan prospek stabil.

Alasan utamanya adalah mampu mempertahankan perekonomian disertai dengan keseimbangan ekonomi makro ekonomi yang berkelanjutan, perbaikan posisi utang pemerintah dan kecukupan cadangan devisa serta meningkatnya arus masuk investasi langsung (FDI).

Darmin melanjutkan alasan mendasar dari keputusan Moody’s sudah cukup kuat. "Terutama terkait permintaan domestik yang sustain, langkah dan sequencing kebijakan dan reformasi struktural yang tepat, penanaman modal langsung yang terus meningkat, utang luar negeri yang menurun, dan cadangan devisa kita yang mencukupi," katanya.

Ia menilai, naiknya peringkat utang juga sebagai pengakuan yang makin membuka peluang Indonesia menarik penanaman modal langsung (FDI). Tujuannya memperkuat ekspansi sektor-sektor ekonomi yang menyerap banyak tenaga kerja."Saya juga berharap peringkat ini dapat terus meningkat menuju ‘investment grade’ dalam satu tahun ke depan," kata Darmin.

Karena itu, ia meminta semua pihak terus mengisi beberapa gap atau kesenjangan dengan negara-negara lain yang sudah lebih awal menyandang peringkat investment grade. "Untuk itu kita perlu terus memperkuat strategi kebijakan terutama terkait penyediaan infrastruktur yang dapat membantu pengendalian inflasi, pendalaman pasar keuangan, dan perbaikan struktur arus modal masuk ke arah yang lebih berjangka panjang, yang kesemuanya dapat menjadi peluang bagi kita untuk lebih cepat dapat menuju investment grade," ujar Darmin.

Advertising
Advertising

FEBRIANA FIRDAUS

Berita terkait

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Bayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit

26 hari lalu

Bayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit

Presiden Joko Widodo tak menyangkal ada kekurangan membayar pemerintah kepada PT Pupuk Indonesia (Persero) soal utang pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

54 hari lalu

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

Jubir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, yakin utang pemerintah mencapai Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024 masih tergolong aman.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

57 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong

58 hari lalu

Terpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong

NASA dalam foto satelitnya menyoroti deforestasi yang terjadi di IKN.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi

59 hari lalu

Utang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi

Utang pemerintah di era Jokowi menembus rekor tertinggi, mencapai Rp 8.253,09 triliun per Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat

59 hari lalu

Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat

Anggota Komisi XI DPR, Ecky Awal Mucharam, menyoroti utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024 yang disebut aman oleh Kementerian Keuangan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB

59 hari lalu

Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB

Kemenkeu menyebutkan utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun masih dalam rasio aman, karena di bawah ambang batas 60 persen PDB. Bagaimana pendapat ekonom?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dana BOS untuk Biayai Program Makan Siang Gratis Prabowo, Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta Utang Pemerintah

59 hari lalu

Terpopuler: Dana BOS untuk Biayai Program Makan Siang Gratis Prabowo, Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta Utang Pemerintah

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 29 Februari 2024 dimulai dari sumber pos anggaran untuk membiayai program makan siang gratis pada 2025.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Ekonom: Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta

59 hari lalu

Utang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Ekonom: Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta

Ekonom Celios Bhima Yudhistira memperkirakan beban utang yang ditanggung warga, dari utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024

Baca Selengkapnya