Ekspor Kopi Lampung Turun 31 Persen

Reporter

Editor

Selasa, 28 Desember 2010 08:36 WIB

TEMPO/Prima Mulia
TEMPO Interaktif, Bandar Lampung - Selama tahun 2010 volume ekspor kopi robusta asal Lampung turun hingga 31 persen dibanding tahun 2009 lalu. Penurunan volume ekspor biji kopi itu disebabkan cuaca buruk dan alih fungsi lahan kopi ke coklat atau kakao.

“Selaian siklus lima tahunan, hujan disertai angin di tahun 2010 kerap terjadi. Hujan dan angin itu merontokkan bunga dan buah kopi,” kata Ketua Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Lampung, Muchtar Luthfie, Selasa (28/12).

Dari data AEKI, hingga November 2010, ekspor biji kopi robusta dari Provinsi Lampung sebanyak 215 ribu ton. Sementara pada tahun 2009 lalu, ekpor kopi melalui Pelabuhan Panjang Bandar, Lampung, sebanyak 350 ribu ton. “Jika curah hujan dan angin kencang masih terjadi hingga pertengahan tahun, pada tahun 2011, ekspor kopi juga akan terpuruk dan lebih rendah dari tahun 2010,” katanya.

Selain faktor alam, saat ini para petani kopi juga mulai beralih ke tanaman coklat atau kakao yang dinilai lebih menguntungkan. Meski begitu, AEKI belum memiliki data luas kebun kopi yang telah beralih menjadi kebun kakao. “Tapi jika tidak diperhatikan serius, lahan kopi akan tergerus. Tanaman kopi dan coklat tidak bisa bersanding dalam satu lahan. Hasilnya akan buruk,” katanya.

Sementara itu, ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Lampung, Yusuf Kohar, mengatakan, pemerintah Lampung dan AEKI harus bekerjasama menyelematkan industri kopi. Kopi asal Lampung hingga saat ini masih menjadi primadona di Eropa, Amerika, dan Jepang. “Kualitas kopi kita, baik diminum secara murni atau pun dicampur dengan kopi arabika, sangat bagus. Cita rasa dan aromanya khas dibanding kopi asal Vietnam,” katanya.

Yusuf yang juga salah seorang ekportir kopi ini menambahkan, AEKI harus melakukan pembinaan terhadap petani sehingga kualitas dan hasil panen kopi meningkat. Saat ini perilaku petani kopi Lampung dalam menangani pasca panen masih terlihat asal-asalan.

“AEKI bisa menggunakan dana potongan Rp. 30 per kilogram dari kopi yang diekspor. Penggunaan dana itu semestinya untuk menjaga keberlangsungan produksi kopi,” tegas dia.

Harga kopi juga menjadi faktor lain kelesuan petani untuk menanam kopi. Harga kopi yang ditentukan bursa London sulit ditebak. “Harga lebih banyak ditentukan oleh mereka yang tidak punya kopi, tapi justru mereka yang menikmati (bisnis) kopi,” katanya.

Saat ini harga kopi di bursa London US$ 1.997 per ton. Sementara di tingkat petani harga kopi sebenarnya sedang bagus, yaitu Rp. 16 ribu per kilogram. “Cuma barangnya sedang tidak ada. Saat ini baru masuk musim berbunga,” katanya.

NUROCHMAN ARRAZIE

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

8 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

9 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya