Pertamax Diperkirakan Tembus Rp 8.900

Reporter

Editor

Senin, 27 Desember 2010 17:24 WIB

Pertamax. TEMPO/Subekti

TEMPO Interaktif, Jakarta -Harga minyak dunia diperkirakan akan terus melambung hingga menyentuh angka US$ 100 dolar per barel pada tahun depan. Kenaikan tersebut dikhawatirkan akan berimbas secara langsung kepada harga bahan bakar minyak di Indonesia terutama harga BBM non subsidi seperti pertamax.

Pengamat Perminyakan dari Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, menyatakan jka harga minyak naik hingga US$ 100 dolar per barel maka harga pertamax diduga akan naik hingga Rp 8.900. Pri juga menghitung, jika terjadi kenaikan harga minyak dunia sebesar US$ 1 per barel saja dari asumsi yang telah ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar US$ 80 per barel, akan menyebabkan terjadinya defisit hingga sebesar Rp 500 miliar dalam anggaran.

Anggota Komisi Energi , Satya W Yudha, mengakui adanya kemungkinan anggaran yang jebol dan inflasi yang meningkat sebab kenaikan harga minyak dunia tersebut. Apalagi pada tahun depan pemerintah akan mulai memberlakukan program pembatasan BBM bersubsidi.

Akhirnya, menurut Satya, masyarakat akan terbebani karena kemungkinan mengeluarkan biaya dua kali lipat untuk konsumsi bahan bakar minyak. "Yang semula pakai premium Rp 4.500, jadi harus pakai pertamax yang hampir Rp 9.000, berarti dua kali lipat keluar biayanya," katanya.

Oleh karenanya, agar tidak terlalu membebankan masyarakat, Satya menganjurkan alternatif penyediaan BBM jenis premium namun non subsidi untuk menghindari laju inflasi yang akan semakin deras dan jebolnya anggaran. "Kami menyarankan bahwa harus ada 3 jenis BBM di pasaran yaitu premium subsidi, premium nonsubsidi, dan pertamax. ini untuk menjembatani harga minyak yang terus meroket," ujarnya, Senin (27/12).

Berdasarkan perhitungannya, Satya memperkirakan harga BBM premium jika mengikuti nilai keekonomian hanya akan menyentuh angka Rp 5900 - Rp 6000 ,"Ini tidak akan terlalu berat bagi masyarakat, angka kejutnya tidak terlalu besar" jelas dia.

Penyediaan BBM non subsidi jenis premium tersebut, kata dia, bisa saja diproduksi oleh selain Pertamina jika berdasar dengan undang-undang migas pada saat ini yang belum direvisi."Ini bisa jadi bagian liberalisasi di sektor retail BBM kalau mengacu pada UU migas saat ini, kecuali nanti di revisi akan dibatasi," kata Satya.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

9 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

10 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

10 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya