TEMPO Interaktif, Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di bulan November 2010 sebesar 0,60 persen. Laju inflasi bulan Januari-November 2010 sebesar 5,98 persen, dan inflasi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year) sebesar 6,33 persen. Inflasi komponen inti November 2010 sebesar 0,30 persen.
Adapun laju inflasi komponen inti dari Januari-November 2010 sebesar 3,89 persen dan year on year 4,31 persen. "Ini cukup mengkhawatirkan karena bisa saja kalau Desember masih terjadi inflasi, maka akan tembus 6 persen," kata Kepala BPS Rusman Heriawan, Rabu (1/12), di kantornya. Inflasi pada bulan ini banyak disebabkan naiknya beberapa komoditas, terutama bahan pokok.
Komoditas yang menyumbang besaran inflasi tersebut di antaranya beras 0,12 persen persen, cabe merah 0,10 persen, bawang merah 0,07 persen, emas perhiasan 0,05 persen, minyak goreng 0,04 persen, rokok kretek filter 0,02 persen. Sedangkan yang mengalami deflasi paling besar adalah daging ayam ras, dengan kontribusi terhadap deflasi 0,05 persen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan ini juga tercatat sebesar 124,03. Dari 66 kota, sebanyak 61 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe 2,64 persen dengan IHK 124,73. Sedangkan, inflasi terendah terjadi Probolinggo sebesar 0,06 persen dengan IHL 127,33. Untuk deflasi tertinggi, tercatat di Maumere sebesar 0,29 persen dengan IHK 135,23 dan terendah di Balikpapan sebesra 0,04 persen dengan IHK 126,39.
EVANA DEWI