TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Keuangan Boediono mengatakan rasio utang terhadap produk domestik bruto Indonesia akan mendekati 60 persen pada tahun 2004. "Akhir tahun ini bisa sampai 70 persen," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi Keuangan dan Perbankan di gedung parlemen, Rabu (12/11).Rasio utang di bawah 60 persen, katanya, akan tercapai pada tahun 2005. Asumsi rasio di bawah 60 persen merupakan standar yang dipakai lembaga pemeringkat internasional bagi suatu pemerintahan bisa mengelola keuangan negaranya. "Dua tahun lalu rasio masih 90 persen," katanya. Sejak krisis moneter dan saat Indonesia berada di bawah pengawasan Dana Moneter Internasional rasio utang Indonesia mencapai 300 persen.Instrumen yang akan dipakai pemerintah, kata Boediono, adalah dengan mengurangi stok utang untuk beban utang luar negeri. Sedangkan untuk beban utang dalam negeri pemerintah mengupayakannya dengan pembelian kembali obligasi negara.Tahun depan, ujar Boediono, pemerintah harus membayar pokok dan bunga utang luar negeri yang jatuh tempo sebesar Rp 68 triliun. Pembayaran itu, disebutnya, akan mengurangi stok utang luar negeri meski membebani anggaran pemerintah.Untuk mengurangi stok utang itu pemerintah akan berupaya untuk mempertahankan nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan mata uang dunia lainnya. "Karena nilai kurs ini sangat mempengaruhi jumlah utang luar negeri kita," katanya. Jika nilai kurs bisa terus dipertahankan bahkan dinaikkan dampaknya akan secara otomatis mengurangi jumlah utang luar negeri.Untuk meringankan utang dalam negeri, pemerintah akan mengupayakannya dengan pembelian kembali obligasi negara. Dalam APBN 2004 yang baru disahkan pemerintah mematok Rp 21,1 triliun untuk pembelian kembali surat utang pemerintah itu.Yang paling realistis, kata Boediono, adalah dengan mengurangi pembagi untuk mengecilkan rasio utang itu. Caranya, tak lain adalah dengan menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Kalau ekonomi tumbuh 6 persen saja, itu akan otomatis menurunkan jumlah utang," katanya. Menurut Boediono, dalam beberapa tahun saja jika ekonomi tetap tumbuh sebesar itu, rasio utang terhadap produk domestik bruto akan terus mengecil dan Indonesia akan masuk kategori negara yang telah bisa mengelola keuangan negaranya. Tahun 2004 pertumbuhan ekonomi diasumsikan sebesar 4,8 persen dengan nilai tukar Rp 8.600 per dolar Amerika. Bagja Hidayat - Tempo News Room
Berita terkait
Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya
54 detik lalu
Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya
Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
21 menit lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.