Cuaca Tak Menentu, Isi Lumbung Pangan Berkurang 30 Persen

Reporter

Editor

Minggu, 10 Oktober 2010 13:46 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta -Cuaca yang tidak menentu di Daerah Istimewa Yogyakarta mengakibatkan persediaan di lumbung pangan tidak optimal. Dari setiap lumbung yang ada, hanya terisi 70 persennya saja. Di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 221 lumbung pangan yang berada di desa rawan pangan yang tersebar di beberapa kabupaten.


“Seharusnya satu lumbung pangan bisa menampung hingga 75 ton beras. Tetapi kenyataannya hanya trerpenuhi rata-rata 70 persen, atau minus 30 persen,” kata Barudin, Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Badan Ketahanan Pangandan Penyuluhan (BKPP) Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (10/10).

Para petugas di BKPP saat ini sedang menelusuri kembali seluruh lumbung pangan untuk mendata kembali lumbung pangan yang masaih kurang optimal dan membutuhkan perhatian khusus. Lumbung-lumbung pangan itu berada di pedesaan yang dianggap rawan pangan. Sebab kondisi ekonomi di daerah tersebut masih tergolong rendah. Sedangkan kondisi tanah desa termasuk tandus, apalagi dengan adanya cuaca yang tidak menentu.

Dalam dua tahun terakhir, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menambah jumlah lumbung pangan di sejumlah desa di empat kabupaten. Pada 2009 menambah 16 lumbung pangan yang dan tahun 2010 menambah 12 lumbung pangan. Pada 2010 ini, lumbung pangan baru di bangun di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 10 lumbung pangan, Kabupaten Bantul sebanyak satu lumbung pangan dan di Kabupaten Kulonprogo sebanyak satu lumbung pangan.

Ia menyatakan, untuk setiap lumbung pangan di Kabupaten Gunungkidul dialokasikan dana sebesar Rp 36 juta. Di Kabupaten Bantul sebanyak Rp 97 juta, dan di Kabupaten Kulonprogo sebanyak Rp 95 juta.

“Lumbung pangan masih dalam pengawasan pemerintah, pada 2010 ini setiap lumbung mendapatkan Rp 20 juta, dana itu diharapkan bisa dipakai untuk membeli bahan pangan apapun untuk mengantisipasi jika ada krisis pangan,” kata dia.

Menurut Hardiyanto, Kepala Bidang Distribusi Pangan, BKKP Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa daerah di Yogyakarta ada yang merupakan sentra produksi pangan. Sehingga bisa mem-backup daerah yang masuk dalam kategori rawan pangan yang berjumlah 94 desa.

“Di Daerah Istimewa Yogyakarta ada 29 desa produksi pangan, itu bisa menjadi daerah yang menopang daerah rawan pangan,” kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

9 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

13 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

16 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

21 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

21 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

25 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

27 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

33 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

33 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

39 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya