Indonesia Tak Bisa Manfaatkan Skema Penjadualan Utang Paris Club

Reporter

Editor

Kamis, 6 November 2003 10:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Perwakilan Dana Moneter International (IMF) untuk Indonesia David CL Nellor mengatakan, Indonesia tak bisa memanfaatkan skema baru penjadualan utang dari Paris Club dengan cara negosiasi bilateral.

"Karena Indonesia sudah menyatakan keluar dari IMF," kata David di Departemen Keuangan Jakarta, Rabu (5/11).Hubungan dengan IMF, kata David, merupakan syarat bagi suatu negara memperoleh fasilitas-fasilitas pembayaran utang dari Paris Club. Karena sudah menyatakan keluar dari program IMF maka Indonesia tak lagi mendapat apapun program yang dikeluarkan oleh Paris Club maupun organisasi yang berafiliasi dengan lembaga pengutang itu.

Penjadualan utang yang dikenal dengan nama Evian Approach itu baru disepakati oleh negara kreditor di Paris pada 29 Oktober silam. Dalam skema itu negara yang punya utang bisa mengajukan penjadwalan langsung kepada negera pemberi utang secara bilateral tanpa melalui Paris Club lagi. Skema ini sebelumnya ditujukan khusus untuk negara-negara miskin, tahun ini dibuka bagi negara non-HIPIC (Heavily Indebted Poor Income Countries) atau negara miskin.

Menurut David situasi Indonesia saat ini berbeda dengan situasi empat tahun silam saat Indonesia dilanda krisis dan masuk pengawasan IMF. Saat ini, katanya, situasi ekonomi Indonesia jauh lebih baik. "Indonesia dalam dua tahun terakhir ini sudah bisa mengelola utang publik lebih baik," katanya.

Dengan kondisi yang lebih baik itu, katanya, Indonesia tak perlu kembali ke Paris Club. Indonesia lebih baik mengelola utang dan keuangan negaranya secara mandiri tanpa campur tangan organisasi internasional lain. "Indonesia lulus dari IMF dan reformasi sukses," katanya. Bahkan dengan rencana pemerintah menerbitkan obligasi internasional tahun depan, dinilai David, suatu pertanda keuangan negara menunjukan kemajuan. "Jadi situasinya tidak menuntut bantuan Paris Club," kata petinggi IMF asal Australia ini. Menurutnya, Indonesia bisa memfokuskan diri memperbaiki situasi pasar obligasi di dalam dan luar negeri.

Evian Approach, kata David, tak jauh beda dengan skema pembayaran utang sebelumnya. Skema ini juga menyangkut penjadwalan utang dengan jangka waktu yang bisa dinegosiasikan. Indonesia, katanya, sudah memanfaatkan fasilitas ini hanya berbeda nama dan dilakukan melalui forum Paris Club tidak langsung ke negara kreditor karena Indonesia masuk negara non miskin.

Advertising
Advertising

Tahun depan DPR dan pemerintah telah sepakat cicilan pokok dan bunga utang luar negeri sebesar Rp 68 triliun. Tahun 2004 juga pemerintah berencana menerbitkan obligasi internasional sebesar US$ 400 juta untuk membiayai keuangan negara.

bagja hidayat/TNR

Berita terkait

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

6 menit lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut IUPK Vale Indonesia Sudah Terbit, Beroperasi sampai 2045

8 menit lalu

Bahlil Sebut IUPK Vale Indonesia Sudah Terbit, Beroperasi sampai 2045

IUPK Vale Indonesia terbit setelah perusahaan menuntaskan divestasinya ke MIND ID.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

11 menit lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

12 menit lalu

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

PPP dan PKB sudah memetakan daerah-daerah yang menjadi target mereka di pilkada pada November mendatang.

Baca Selengkapnya

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

22 menit lalu

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

Perludem menilai politisasi bansos dan mobilisasi aparat akan tetap terjadi di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

23 menit lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

23 menit lalu

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sebanyak 16.627 Peserta Akan Ikuti UTBK-SNBT IPB University, Panitia Ingatkan Ini

32 menit lalu

Sebanyak 16.627 Peserta Akan Ikuti UTBK-SNBT IPB University, Panitia Ingatkan Ini

16.627 peserta akan ikuti UTBK-SNBT di IPB University pada 30 April 2024, 02 - 07 Mei 2024 dan 14 - 20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

35 menit lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

38 menit lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya