Untuk Ringankan Beban Utang, Pemerintah Akan Genjot PDB

Reporter

Editor

Senin, 3 November 2003 09:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah berpendapat bahwa cara terbaik untuk meringankan beban utang adalah dengan cara menggenjot produk domistik bruto (PDB).

Kesimpulan tersebut disampaikan anggota cabinet, Menteri Keuangan Boediono usai salat Jumat (31/10) di kantornya. Menurut Boediono, untuk tahun 2004, pemerintah tidak punya cara lain untuk meringankan anggaran dari beban pembayaran utang sebesar Rp 68 triliun. Cara yang paling mungkin, katanya, adalah dengan pertukaran utang dengan program pemerintah (debt swap), seperti yang dilakukan selama ini. Namun, cara seperti itu hanya kecil saja jumlahnya.

Debt swap yang dilakukan oleh pemerintah adalah kerja sama dengan Jerman senilai DM 50 juta. Cara yang sama akan dilakukan tahun depan dengan pemerintah Inggris dan Perancis.

Kata Boediono, upaya meringankan beban utang perlu dilaksanakan tapi dengan rambu-rambu normal sesuai dengan standard internasional. Untuk saat ini, katanya, pemerintah tidak mungkin lagi meminta penjadualan utang kepada negara-negara kreditor yang tergabung dalam Paris Club, karena sudah keluar dari program dana moneter internasional (IMF). Negosiasi satu persatu antarnegara juga tidak mungkin. Mereka sudah tak mau, katanya.

Ketika ditanya mengenai pola baru yang dikeluarkan oleh Paris Club untuk negara-negara tidak miskin, Boediono mengaku belum mengetahuinya. Tanggal 29 Oktober kemarin, Paris Club secara resmi mengeluarkan siaran pers yang berisi skema penjadualan utang bagi negara-negara non-HIPIC (Highly Indebted Poor Income Countries).

Dalam skema baru itu, negara-negara non-HIPIC bisa mengajukan penjadualan utang langsung kepada negara kreditor dengan mengajukan pemberitahuan lebih dulu. Skema ini merupakan hasil pertemuan negara-negara kreditor di Paris pada 8 Oktober lalu. Skema penjadualan utang bagi negara non-HIPIC juga atas desakan yang dikeluarkan Presiden Brasil Lula da Silva.

Advertising
Advertising

Laporan negosiasi utang bilateral ini juga rekomentasi dari DPR agar dana untuk bayar utang bisa dialokasikan untuk dana anggaran pembangunan dan anggaran rutin.

bagja hidayat/TNR

Berita terkait

NasDem dan PKB Bilang Begini soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo

1 menit lalu

NasDem dan PKB Bilang Begini soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo

NasDem dan PKB angkat bicara soal jatah kursi menteri jika kelak jadi bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Apa kata mereka?

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

6 menit lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Pulau Belakang Padang Batam setelah Pulau Penawar Rindu Itu Bersolek

7 menit lalu

Berkunjung ke Pulau Belakang Padang Batam setelah Pulau Penawar Rindu Itu Bersolek

Wisatawan atau masyarakat Batam sering kali sengaja datang ke Pulau Belakang Padang hanya untuk sarapan pagi atau ngopi sambil melepas rindu

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

7 menit lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Kalender Mei 2024 Lengkap, Total Ada 5 Tanggal Merah dan Cuti Bersama

10 menit lalu

Kalender Mei 2024 Lengkap, Total Ada 5 Tanggal Merah dan Cuti Bersama

Berikut ini rincian kalender Mei 2024 lengkap dengan jadwal tanggal merah dan cuti bersama. Total ada 5 hari libur yang bisa Anda manfaatkan.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

11 menit lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

BSI Raup Laba Rp 1,71 T 2024 selama Kuartal I 2024

16 menit lalu

BSI Raup Laba Rp 1,71 T 2024 selama Kuartal I 2024

BSI mencetak laba senilai Rp 1,71 triliun pada kuartal I 2024. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan dana murah dan konsistensi dalam menjalankan fungsi intermediasi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sigma Male?

22 menit lalu

Apa Itu Sigma Male?

Sigma male adalah pria yang memiliki kepribadian memilih untuk menjalani kehidupannya di luar struktur tatanan dominasi sosial masyarakat.

Baca Selengkapnya

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

24 menit lalu

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno membenarkan KKB Intan Jaya menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

27 menit lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya