Menteri Industri Ogah Kayu Gelondongan Diekspor

Reporter

Editor

Rabu, 2 Juni 2010 15:07 WIB

Satu tongkang yang memuat kayu Kruing dari Kalimantan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang (2/1). Industri perkayuan Jawa Tengah saat ini masih stagnan terkait imbas krisis global. TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Perindustrian keberatan terhadap usulan untuk mengekspor kayu gelondongan. "Pada prinsipnya bahan baku jangan semua diekspor. Waktu rapat di Tampak Siring, sudah dihasilkan kesepakatan untuk hilirisasi industri pertanian," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di sela Acara Pertemuan Kelembagaan Perkaretan Nasional di Jakarta, Rabu (2/6).

Menurut Hidayat, saat ini usulan aturan di berbagai kementerian teknis masih diselaraskan dengan Kementerian Koordinator Perekonomian. "Ditata agar kebijakannya menjadi satu, saling mendukung. Jangan ada kebijakan kementerian satu bertentangan dengan
keinginan yang lain," ujar Hidayat.

Sebelumnya Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengusulkan agar kayu gelondongan diekspor. Namun, kayu yang diekspor hanya boleh diambil dari hutan rakyat. Alasannya untuk membantu rakyat yang mengelola hutan.

Aryan Wargadalam, Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, mengatakan Kementerian Perindustrian lama sudah menyatakan keberatan jika kayu gelondongan diekspor. "Sebelumnya, Pak Fahmi Idris juga menolak. Sekarang Pak Hidayat juga. Kementerian Perindustrian sudah menyampaikan soal ini kepada Kementerian Kehutanan dan Perdagangan," kata dia. "Masak sejak zaman VOC, jual bahan mentah terus."

Saat ini kebutuhan kayu untuk industri kertas dan bubur kertas saja sebesar 25 juta kubik per tahun. Sementara kebutuhan keseluruhan industri hilir dari kayu mencapai 50 juta kubik per tahun. "Produksi kayu dalam negeri memang mencukupi kebutuhan, tapi dipaksakan," tutur dia.

Dia mencontohkan, saat ini produsen mebel sudah menggunakan kayu buah-buahan. "Seperti kayu pohon mangga dan pohon durian," ujar dia. Padahal kayu buah-buahan tak lazim digunakan untuk mebel. "Namun, karena finishing yang baik, maka hasil produknya bisa tetap terlihat bagus," ujarnya.

Namun, pemerintah harus terus mendukung industri hilir. Sebab, kata Aryan, kebutuhan pasar untuk industri hilir pengolahan kayu akan terus berkembang. "Misalnya industri mebel, yang pasarnya sempat turun 20 persen pada 2009, diperkirakan kembali membaik tahun ini," ujarnya.

Ketua Asosiasi Permebelan Indonesia, Ambar Tjahyono, juga mengatakan hal senada. "Kebijakan itu tidak menguntungkan industri. Sebaiknya hasil kehutanan diperuntukkan bagi industri," kata dia pada pesan pendeknya kepada Tempo.

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

3 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Berkaca Kasus PHK Pegawai Bata, Apa Hak Karyawan yang Kena Pemutusan Hubungan Kerja?

5 hari lalu

Berkaca Kasus PHK Pegawai Bata, Apa Hak Karyawan yang Kena Pemutusan Hubungan Kerja?

Ratusan karyawan pabrik sepatu Bata kena PHK massal. Apa saja hak pegawai baik tetap maupun kontrak yang kena pemutusan hubungan kerja?

Baca Selengkapnya

233 Karyawan Bata di PHK, Bagaimana Jaminan Hak-hak Pegawai Pabrik Sepatu Itu?

8 hari lalu

233 Karyawan Bata di PHK, Bagaimana Jaminan Hak-hak Pegawai Pabrik Sepatu Itu?

PT Sepatu Bata melakukan PHK ratusan karyawan secara bertahap. Bagaimana jaminan terhadap hak-hak pegawai pabrik sepatu itu?

Baca Selengkapnya

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

11 hari lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

22 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

10 Maret 2024

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

9 Maret 2024

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

17 Januari 2024

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

9 Januari 2024

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bakal memanggil Kementerian Perindustrian dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS).

Baca Selengkapnya