Industri Telekomunikasi Simpan Potensi Rp 30 Triliun

Reporter

Editor

Rabu, 28 April 2010 16:48 WIB

Perawatan rutin Sistem Pembangkit Tenaga Surya di lokasi tower wilayah Minas, Riau, Senin (21/12). Tenaga surya merupakan energi alternatif yang menyediakan listrik untuk jaringan telekomunikasi. TEMPO/Adri Irianto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, investasi di sektor industri informasi dan telekomunikasi selama dua tahun ke depan diperkirakan bisa mencapai Rp 30 triliun. Investasi yang bakal masuk ke Indonesia antara lain kabel laut.

Selain itu, ada kemungkinan masuknya investasi telepon genggam di Indonesia, seperti Nokia. "Kami minta Nokia membuat pabrik di luar Finlandia, seperti di Cina dan India," kata Tifatul di Jakarta, Rabu (28/4. Menurut dia, pihak Nokia memandang ada prospek peluang investasi di Indonesia.

Saat ini perputaran uang di bisnis teknologi dan informasi sekitar Rp 300 triliun per tahun. Adapun belanja modal mencapai Rp 70-80 triliun. Namun, belaja sebesar itu masih didominasi pihak asing. "Maka, kami minta perusahaan telekomunikasi asing memperluas mitra lokalnya di Indonesia," ujar dia.

Bila dilihat dari sisi konsumsi, Indonesia termasuk konsumen produk-produk telekomunikasi dan komunikasi besar. "Pengguna telepon genggam di Indonesia mencapai 160 juta pengguna," kata dia. Kondisi ini sangat prospektif untuk investasi bisnis.

Meski demikian, Wakil Ketua Komite Tetap Pendanaan dan Prasarana Investasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Rakhmat Junaidi, mengatakan masih terdapat sejumlah hambatan bagi perkembangan industri telekomunikasi.

Dia menyebutkan, salah satu kendala itu target penerimaan negara bukan pajak dari industri telekomunikasi yang mencapai Rp 4,2 triliun. "Bagi kami nilai tersebut jadi biaya," kata Rakhmat yang meminta pemerintah memberi insentif untuk mengurangi biaya usaha semacam itu.

Menurut Rakhmat, kalangan industri juga masih keberatan terhadap bea masuk yang dibebankan pada impor komponen. "Masih ada bea masuk untuk komponen produk telekomunikasi sebesar 5 persen hingga 10 persen," ujarnya.

Pemberian insentif diyakini dapat mendorong perkembangan industri. Saat ini, investasi di industri TIK meningkat sebesar 10 persen hingga 20 persen per tahun. "Kalau biaya usaha berkurang, maka akan lebih banyak dana untuk investasi," kata dia.

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

8 menit lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

3 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

4 jam lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

18 jam lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

21 jam lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

2 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

2 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

3 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

3 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya