Wings: dari Surabaya Rajai Afrika  

Reporter

Editor

Senin, 22 Maret 2010 17:05 WIB

Iklan sabun So Klin produksi Wings digambar di sebuah dinding di Senegal, Afrika barat. Di Afrika, produk-produk Wings merajai pasar.
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kelompok usaha Wings, yang salah satu petingginya yakni Freddy Katuari meninggal di Singapura pada Minggu (21/3), tidak hanya sukses di Indonesia tapi juga bahkan menguasai pasar untuk beberapa tipe produk di sejumlah wilayah Afrika.

Freddy menjadi salah satu eksekutif puncak kelompok usaha yang didirikan oleh ayahnya, Johannes Ferdinand Katuari dan kerabatnya, Harjo Sutanto, pada 1948.

Kelompok usaha ini sekarang menjadi salah satu raksasa produk sehari-hari dan mampu bersaing ketat dengan raksasa multinasional seperti Unilever atau Procter & Gamble.

Awalnya Katuari dan Sutanto membuat dan memasarkan sendiri sabun colek dengan nama Fa Wings di Surabaya. Usahanya cukup lancar meski tidak spektakuler.

Perusahaan ini mulai agresif pada 1991 setelah usahanya berubah bentuk dari firma menjadi perseroan terbatas dan nama resminya adalah PT Wings Surya. Mereka memasarkan banyak semua produk yang serupa dengan produk Unilever tapi harganya lebih miring.

Produk-produk itu dijual dengan merek seperti detergen So Klin dan Daia, sabun mandi Giv, sabun kesehatan Nuvo, pasta gigi Ciptadent, pasta gigi anak-anak Kodomo, sampo Zinc dan seterusnya.

Meski menjadi seperti "pengikut" Unilever, tapi mereka sesekali membuat kejutan dan menggegerkan dunia pemasaran. Saat mulai memasarkan detergen Daia, misalnya.

Detergen ini mengisi pasar sabun cuci pakaian bubuk yang harganya lebih miring. Dihadirkan di masa krisis ekonomi, Daia sangat sukses sehingga memaksa Unilever mengeluarkan produk tandingan, Surf.

Wings juga berhasil membuat pasar mie instan berubah saat memasarkan Mie Sedaap. Pemegang pasar mie instan, Indofood, sampai mesti mengeluarkan beberapa produk untuk menanggulangi keberhasilan Mie Sedap.

Keberhasilan Wings tidak hanya di Indonesia. Beberapa tahun silam, dilaporkan bahwa 30 persen pemasukan Wings dari produk ekspornya. Produk ekspor ini banyak menguasai pasar-pasar di Afrika.

Di Nigeria, misalnya. Wings masuk Nigeria pada 1995 dengan produk sabun cuci So Klin. Saat itu pasar sabun cuci di Nigeria dikuasai raksasa Unilever dan Procter & Gamble.

Wings tidak kurang akal untuk menembus pasar yang kuat itu. Sebelum So Klin masuk, detergen yang dipasarkan di Nigeria semua berukuran di atas 200 gram. Harganya tentu saja lebih mahal. Selain itu, semua detergen berwarna biru.

So Klin dipasarkan dalam sachet kecil--tidak berbeda dengan detergen yang dijual di Indonesia. Orang bisa membeli secara eceran. Selain itu, warna So Klin putih, tidak biru seperti pesaingnya yang sudah puluhan tahun di Nigeria.

Hasilnya sangat memuaskan. Untuk kategori detergen umum, So Klin memang masih nomor dua di Nigeria. Tapi untuk segmen sachet yang besarnya 50 persen pasar, seperti ditulis koran Guardian Nigeria, So Klin jelas nomor satu.

Lembaga konsultan pemasaran Euromonitor International, dalam ringkasan laporan soal Nigeria, dari awal sudah mengutip keberhasilan So Klin milik Wings itu menembus pasar Afrika.

NURKHOIRI/DINI MAWUNTYAS

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

12 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

16 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

24 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

27 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

27 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

27 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

27 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

27 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

28 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya