Sri Mulyani: Saya Tak Berharap Golkar Berbaik Hati!
Kamis, 10 Desember 2009 17:20 WIB
Aburizal Bakrie, melalui juru bicaranya, enggan mengomentari suspensi saham itu.
Menteri Sri Mulyani pada tahun lalu juga meminta pencekalan bepergian ke luar negeri bagi beberapa pejabat perusahaan Bakrie setelah kisruh penolakan dari perusahaan-perusahaan tambang untuk membayar royalti penjualan batu bara kepada pemerintah.
"Aburizal Bakrie tak senang dengan saya," kata Sri Mulyani, dalam wawancara dengan harian Wall Street Journal, Kamis (10/12). "Saya menduga orang-orang di Golkar tidak akan berlaku adil dan berbaik hati dengan saya selama penyelidikan."
Namun Bakrie menolak adanya masalah antara dirinya dengan Sri Mulyani.
Sri Mulyani dan Wakil Presiden Boediono menjadi subyek penyelidikan yang dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat dalam kasus kucuran dana talangan Bank Century--kini bersalin nama menjadi Bank Mutiara--pada November 2008. Sebagai menteri keuangan, Sri Mulyani mengawasi dana talangan; Boediono saat itu menjabat gubernur bank sentral.
Sri Mulyani mengatakan kegagalan menjamin dana simpanan di Bank Century yang saat itu sangat besar bisa memicu kepanikan nasabah di bank-bank lain. "Saya pikir apa yang saya lakukan merupakan yang terbaik bagi negeri ini," katanya.
Boediono juga mempertahankan kebijakan dana talangan sebagai hal penting untuk mencegah kepanikan yang meluas di sektor perbankan.
Ketua Panitia Khusus Hak Angket Bank Century, Idrus Marham, yang juga menjabat sekretaris jenderal Partai Golkar, mengatakan pada Rabu lalu penyelidikan ini didukung oleh semua partai politik dan bukan hanya membidik Sri Mulyani.
"Kami tak menjadikan hal ini untuk membidik Sri Mulyani. Fokusnya untuk mendapatkan data dan fakta mengenai dana talangan," kata Idrus kepada Wall Street. Namun, dia menolak mengomentari detail investigasi yang akan dimulai bulan ini dan diperkirakan selesai dalam dua bulan.
BOBBY CHANDRA