Kenaikan harga minyak mentah ini mengembalikan kerugian pedagang sehari sebelumnya saat permintaan energi di Negeri Abang Sam menurun, dan berkurangnya tingkat kepercayaan konsumen yang menjadi sinyal penghalang kenaikan sehingga menempatkan harga minyak jatuh secara kuartal untuk pertama kalinya tahun ini.
Namun tidak semua berita bernuansa negatif seiring dengan naiknya harga properti AS untuk tiga bulan berturur-turut, dan meningkatnya indeks pembelian energi oleh Cina untuk September yang dirilis Rabu ini. Cina merupakan negara konsumen minyak mentah terbesar kedua dunia setelah Amerika.
Harga minyak mentah AS naik US$ 0,29 menjadi US$ 67,00 per barel, setelah pada Selasa turun US$ 0,13. Adapun minyak jenis Brent di London naik US$ 0,33 ke US$ 65,82 per barel.
"Melihat sisi fundamentalnya, tidak sepantasnya harga minyak berada di posisinya saat ini (level yang positif)," kata Tetsu Emori, manajer investasi Astmax Co Ltd yang bermarkas di Tokyo, Jepang.
REUTERS | BOBBY CHANDRA