Erry Riyana Emoh Komposisi Kesepakatan

Reporter

Editor

Selasa, 8 September 2009 22:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Calon anggota dan ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Erry Riyana Hardjapamekas menyatakan siap mundur dari lembaga itu bila keanggotaan diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki integritas.

Dalam uji kepatutan dan kelayakan dengan Komisi Keuangan Dewan Perwakilan RI, dia menekankan rekam jejak, integritas, kepemimpinan, dan kematangan sebagai modal utama anggota dan ketua BPK selanjutnya. "Kalau komposisinya tidak sesuai dengan hati nurani saya, jadi ketua pun saya tidak mau," tegasnya di hadapan dewan, Selasa (8/9) malam.

Usai ujian ia menjelaskan uji kepatutan dan kelayakan ini tak boleh hanya menjadi formalitas. Sehingga anggota dan ketua BPK yang terpilih merupakan hasil kesepakatan antara ketua fraksi di DPR. "BPK terlalu besar untuk dikorbankan," ujar mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.

Dari pantauan Tempo selama dua hari, soal-soal ujian yang ditanyakan anggota dewan terhadap Erry cukup komprehensif. Selain kasus Bank Century dan peleburan BPK-BPKP, Erry juga ditanya tentang target penurunan kerugian negara, target pencapaian BPK, dan upaya mendeteksi pelanggaran pada keuangan pemerintah pusat dan daerah.

Akibatnya, jatah ujian yang umumnya sekitar 30 menit harus molor menjadi hampir 75 menit. Berbeda dengan beberapa peserta sebelumnya, Erry mendapatkan tepuk tangan meriah dari para anggota dewan usai menjawab semua pertanyaan.

Soal Bank Century, dia berpendapat kondisi sistemik yang terjadi tak perlu lagi diperdebatkan. Justru penggelontoran dana "bail out" senilai Rp 6,7 triliun oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang perlu diperiksa. "Jika ada penyimpangan, bisa ditindak," kata Erry.

Mengenai peleburan BPK-BPKP, dia mengaku tak setuju dengan upaya itu. Menurutnya kedua lembaga ini perlu disinergikan sehingga dapat menjalankan peran auditor dengan optimal. Kendalanya, sinergi ini membutuhkan kedewasaan sikap kenegaraan dari Presiden dan DPR.

RIEKA RAHADIANA

BPK

Berita terkait

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

34 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

37 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

38 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

38 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

38 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

38 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

38 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

39 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

42 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

52 hari lalu

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

Selain anggota III BPK nonaktif Achsanul Qosasi yang sudah menjadi terdakwa, terdapat beberapa nama pernah terseret korupsi BTS. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya