Harga Minyak Meroket, Anggaran Masih Oke-Oke Saja

Reporter

Editor

Jumat, 12 Juni 2009 18:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pengamat perminyakan Pri Agung Rakhmanto menilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih belum terganggu oleh kenaikan harga minyak dunia di atas level US$ 70 per barel.

Alasannya, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price masih di kisaran US$ 50 hingga US$ 55 per barel. "Rata-rata harga minyak mentah Indonesia selalu lebih rendah dibandingkan rata-rata harga minyak mentah dunia," kata Pri saat dihubungi Tempo, Jumat (12/6).

Pri menambahkan, kenaikan harga minyak mentah dunia juga baru berlangsung seminggu, sehingga belum bisa dikatakan berpengaruh pada APBN. Bahkan, APBN juga masih sanggup bertahan apabila rata-rata harga minyak mentah Indonesia mencapai US$ 65 per barel.

Menurut dia, hal yang patut menjadi indikator adalah apabila harga minyak mentah Indonesia (ICP) lebih dari US$ 65 per barel. Jika harga sudah melewati angka itu, maka tambahan untuk defisit akan lebih besar daripada penerimaan minyak dan gas.

Dia melanjutkan, selama semester dua tahun ini, harga minyak dunia diperkirakan di atas US$ 70 per barel. "Harga minyak dunia ini fluktuatif, kita tidak bisa mengendalikan," ujarnya.

Pri menjelaskan, ada tiga faktor yang menjadi penyebab kenaikan harga minyak mentah dunia. Pertama, menurunnya cadangan minyak Amerika Serikat sampai 4,4 juta barel. Biasanya, penurunan cadangan minyak AS antara 800 ribu sampai 1 juta barel.

"Meningkatnya penggunaan minyak di Amerika karena ini memasuki musim panas. Banyak yang menggunakan bahan bakar untuk bepergian, dan menggunakan penyejuk ruangan (air conditioner)," kata Pri.

Faktor kedua, lanjut Pri, adalah nilai tukar atas mata uang dolar Amerika Serikat yang lemah atas kebanyakan mata uang lain. Sehingga, harga minyak terlihat seolah-olah murah. Maka, pelaku pasar pun memburu minyak di pasar. Akibat naiknya permintaan ini, harga minyak dunia pun melambung.

Kemudian faktor ketiga, karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) yang tidak merencanakan penambahan pasokan minyak dunia.

Pri menambahkan, kenaikan harga minyak dunia bukan merupakan indikator membaiknya iklim produktivitas industri di tengah krisis. "Ini bukan karena permintaan minyak untuk industri meningkat. Krisis masih berlangsung," katanya.

Seperti yang dikutip dari kantor berita Associated Press, acuan harga minyak untuk antaran Juli turun US$ 0,62 ke US$ 72,06 per barel pada penutupan perdagangan Jumat 12/6) sore waktu Singapura. Pada Kamis (11/6), harga minyak meningkat US$ 1,35 ke posisi US$ 72,68, rekor tertinggi sejak Oktober tahun lalu.

NIEKE INDRIETTA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

14 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

14 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

15 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

15 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya