TEMPO Interaktif, Bandar Lampung: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan memasuki dasawarsa kedua setelah krisis ekonomi pada 1997/1998 adalah saatnya untuk memulai paradigma ekonomi baru.
"Janganlah ekonomi dibangun dengan utang dan ketergantungan yang tidak sepatutnya," kata Presiden dalam sambutanya dalam Sidang Tanwir Muhamadiyah di Bandar Lampung, Lampung, Kamis (5/3).
Presiden menegaskan tahun demi tahun pemerintah akan terus mengurangi utang. "Agar anak cucu kita tak terbebani," ucapnya. Ke depan, pemerintah juga berkomitmen untuk memperbaiki kerjasama dengan negara lain.
Menurut Presiden, banyak kontrak-kontrak yang disebutnya kurang tidak baik dan merugikan. "Itu tak boleh terjadi lagi sekarang dan ke depan," ungkapnya.
Presiden menambahkan pertumbuhan ekonomi adalah sarana untuk meningkatkan kesejhteraan rakyat. Maka dari itu, pertumbuhan harus disertai dengan pemerataan.
Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat
58 hari lalu
Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat
Anggota Komisi XI DPR, Ecky Awal Mucharam, menyoroti utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024 yang disebut aman oleh Kementerian Keuangan.
Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB
59 hari lalu
Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB
Kemenkeu menyebutkan utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun masih dalam rasio aman, karena di bawah ambang batas 60 persen PDB. Bagaimana pendapat ekonom?