Ambisi Pewaris Danar Hadi  

Reporter

Editor

Rabu, 27 Agustus 2008 10:49 WIB

Diana Santosa, Managing Director Batik Danarhadi, Jakarta, Selasa (26/08).(TEMPO/Yosep Arkian/20080826)

TEMPO Interaktif, Jakarta: Terlahir di lingkungan keluarga yang memiliki budaya sangat kental dan jiwa seni yang kuat ternyata menjadikan Diana Santosa sebagai sosok wanita feminin, namun penuh ambisi.

Sifat disiplin dari sang ayah, H Santosa Doellah, yang membuat Diana--begitu dia akrab dipanggil--mampu meneruskan usaha sang ayah membesarkan Danar Hadi. Usaha yang berdiri pada 1967 itu adalah salah satu industri batik yang moncer di Tanah Air dan berkembang.

Di sela acara peluncuran kembali cagar budaya Danar Hadi di Solo, Jawa Tengah, pekan lalu, Diana yang saat ini menjabat Managing Director PT Batik Danar Hadi mengungkapkan berbagai ambisi dalam hidupnya. Salah satunya mengembangkan warisan leluhur yang menjadi salah satu ciri budaya bangsa, batik. Menjadi produk khusus yang survive sebagai produk garmen bertaraf internasional.

"Awalnya saya nggak ada rencana bergabung ke perusahaan bapak karena saya sudah bekerja di perusahaan lain yang oke juga," kata anak kedua pemilik Danar Hadi ini kepada Tempo akhir pekan lalu.

Nurani wanita Solo ini tergugah saat sang ayah menawarkan untuk bergabung ke perusahaan itu pada 1996. Saat dirinya tengah sukses meniti karier di perusahaan orang lain sebagai manager merchandising. Namun, sifatnya yang ambisius dalam segala hal menguatkan dirinya untuk bergabung dengan usaha sang ayah, meskipun sempat merasakan adanya keraguan atas keputusannya hengkang dari perusahaan yang telah ditekuninya selama empat tahun.

"Saya pindah karena berpikir untuk karier saya. Harus ada sesuatu yang saya hasilkan dalam hidup," ungkapnya. Pasalnya, untuk mendapatkan posisi tertentu di perusahaan orang, banyak hal yang harus diperhitungkan, termasuk dirinya yang sudah berkeluarga. "Dan ternyata dalam waktu yang saya perhitungkan saya belum mendapatkannya ketika di perusahaan lain."

Komitmennya untuk selalu memberikan segala hal yang optimal pula yang mendorong Diana bergabung dengan perusahaan sang ayah. "Sesuatu yang tidak bisa saya berikan secara optimal akan merugikan seseorang atau perusahaan," tuturnya ramah.

Meski bergabung dengan perusahaan keluarga, ibu dua anak ini mengaku mendapatkan tantangan yang besar. Selera sang ayah yang cukup tinggi serta keinginannya memajukan busana wanita di Danar Hadi begitu kontras dengan kondisi saat itu. Bayangkan, pasar Danar Hadi ketika itu 60 persen busana kaum pria.

"Tapi saya punya ambisi lain, makanya saya tak pernah berhenti. Otak saya berpikir terus bagaimana itu bisa terwujud," papar wanita yang lahir pada 21 November 1969 ini bersemangat. Jika usaha itu sukses, menandakan ada kekuatan di sana.

Tak tanggung-tanggung, untuk lebih memajukan batik, Diana bahkan keluar dari pakem yang ada tanpa meninggalkan begitu saja ciri asli batik. "Saya berpikir jangan hanya selalu berpatokan pada pakem. Tapi harus bisa mewujudkan apa yang bisa didengar oleh generasi sekarang dari budaya yang ada," kata wanita ayu berkacamata ini.

Sifat sang ayah yang terbuka dalam segala hal serta berjiwa muda diakui Diana sangat membantu dirinya mengembangkan usaha batik Danar Hadi. "Bapak selalu menginginkan kami produktif dalam segala hal. Sehingga selalu menerima dengan positif masukan-masukan kami," Diana menambahkan.

Posisinya sebagai orang nomor satu di Danar Hadi saat ini terkadang membuatnya lelah. Terlebih kini juga menjadi ibu bagi dua buah hatinya yang tengah tumbuh dan membutuhkan perhatian ekstra. Berkat didikan sang ayah sejak kecil yang selalu mengajarkan kerja keraslah yang sering menguatkan Diana. "Saya tidak pernah dididik segala sesuatu itu mudah dan eksklusif," ucapnya menegaskan.

Bahkan dia bersyukur, meski terlahir dari keluarga Jawa, khususnya Solo yang penuh dengan tradisi dan adat kuat, sang ayah membiarkan anak-anaknya berkembang sesuai dengan keinginan masing-masing. "Bapak nggak pernah memaksakan sesuatu kepada kami," katanya. "Beliau justru selalu menganjurkan kami kerap bergaul dengan semua orang."

Dengan bergaul dapat lebih berprestasi. Ajaran itulah yang saat ini diterapkan pada kedua putranya. "Jangan pernah melihat semuanya dari apa yang kamu lihat. Tapi kontribusi apa yang bisa diberikan sehingga bisa menjadi lebih baik," katanya menambahkan.

Hasil didikan kedua orang tuanya itulah yang diakui Diana telah mengantarnya menjadi wanita mandiri dan penuh percaya diri. Percaya diri, bagi Diana, menjadi salah satu kunci suksesnya memajukan usaha batik sang ayah. "Bahwa untuk mendapatkan sesuatu itu perlu perjuangan dan pengorbanan," ujarnya, mengakhiri.

S Ika Sari

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

7 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

10 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

35 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

37 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

54 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya