Bapepam: BTN Bisa Lanjutkan Proses Emisi Obligasi

Reporter

Editor

Jumat, 15 Agustus 2003 15:53 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta:BTN sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara memang wajib menjalani pemeriksaan oleh BPK.

Bank Tabungan Negara tetap menerbitkan surat utang (obligasi) meskipun laporan keuangan 2002 persero ini diaudit bukan oleh kantor akuntan publik melainkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Nggak masalah, yang penting laporan keuangan Maret 2003 sudah diaudit oleh akuntan publik," kata Herwidayatmo, ketua Badan Pengawas Pasar Modal, ketika dihubungi oleh Tempo News Room, Rabu (6/8).

Herwidayatmo menjelaskan, BTN bisa meneruskan proses penerbitan obligasinya karena akuntan publiknya yang akan bertanggung-jawab atas hasil laporan keuangan 2002. Berdasarkan prospektus penerbitan obligasi senilai Rp750 miliar, BTN menggunakan KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja untuk periode laporan keuangan hingga Maret 2003. KAP ini terdaftar sebagai salah satu KAP yang diakui oleh Bapepam untuk mengaudit perusahaan publik.

Menanggapi hal ini dalam pertemuan uji tuntas penerbitan obligasi ini yang diadakan di Hotel Mulia, Direktur Utama BTN Kodradi menyatakan hal senada, bahwa Bapepam secara prinsip telah menyetujui penerbitan obligasi ini. "Jalan terus," kata Kodradi mengutip pernyataan pejabat Bapepam. Ia beralasan, BTN sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara memang wajib menjalani pemeriksaan oleh BPK. "Mau tak mau karena itu diatur oleh konstitusi," katanya. Dalam acara emisi obligasi ini, Kodradi didampingi oleh jajaran direksi yaitu Fatchudin, Soeryanto, Siswanto, M. Badruszaman, Freddy Saiya.

Lebih lanjut Kodradi menjelaskan, secara prinsip akuntansi, pemeriksaan oleh BPK sebenarnya juga menggunakan standar akuntansi yang disyaratkan oleh Ikantan Akuntan Indonesia. Oleh karena itu, ia menilai hal itu bukan lah perbedaan yang prinsip melainkan hanya soal administrasi saja.

Mengenai jumlah obligasi yang mencapai Rp 750 miliar itu, Kodradi mengungkapkan ini akan disalurkan seluruhnya untuk kredit. Jumlah ini merupakan bagian dari Rp 2,41 triliun ekspansi kredit baru tahun ini. Obligasi dengan bunga tetap ini ditawarkan pada kisaran harga 12,25 persen--12,875 persen, yang dibayarkan tiap tiga bulan selama lima tahun. Bertindak sebagai penjamin emisi PT Trimegah Securities Tbk., dan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas. PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat BBB stable outlook. Direncanakan, obligasi ini sudah dicatatkan pada awal September.

Advertising
Advertising

Mengenai permintaan para investor, Kodradi mengaku telah mendapat penawaran hingga 20 persen dari sebuah perusahaan pengelola dana pensiun. Oleh karena itu, ia memperkirakan jumlah permintaan akan berlebih (oversubscribed). Meski ada kemungkinan itu, ia mengaku tidak akan menambah jumlah emisi yang diterbitkan, karena terikat oleh ketentuan dari pemerintah, yang merupakan pemegang sahamnya. 'Awalnya memang kita berencana menerbitkan Rp1 triliun," ungkap dia.

Mengenai bunga yang ditawarkan dinilai kurang tinggi, Kodradi menjelaskan ini karena komposisi dana pihak ketiga yang dikelola oleh BTN. Menurutnya, dana mahal (deposito) yang ada saat ini di BTN mencapai Rp15 triliun, tabungan Rp4 triliun dan Rp1 triliun untuk giro. Sehingga BTN punya beban untuk membayar bunga dana mahal ini. Lagi pula, lanjut dia, suku bunga deposito rata-rata perbankan saat ini dibawah 10 persen seiring penurunan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Sehingga investasi di obligasi masih lebih menarik.

Mengenai bunga KPR yang diberikan BTN saat ini, Kodradi mengatakan berkisar antara 17,5 persen--18,5 persen. Kredit ini, kata dia, kebanyakan diberikan untuk kepemilikan rumah menengah kebawah, dengan harga Rp30-Rp50 juta. Sehingga, kata dia, walaupun terkesan lebih tinggi dari bank yang dapat memberikan bunga 13 persen, bagi nasabahnya hal itu tidak begitu memberatkan. 'Jika tingkat bunga itu tidak menguntungka, kami akan turunkan kok,'' kata dia ketika ditanya mengapa suku bunganya terbilang relatif tinggi.

Hingga Maret 2003 ini, BTN membukukan laba bersih sebesar Rp65,4 miliar dengan pendapatan bunga bersih mencapai Rp179,6 miliar. Sementara outstanding kredit mencapai Rp10,4 triliun dan rasio kecukupan modal 14,59 persen. Jumlah aset telah mencapai Rp26,53 triliun dibandingkan Rp27,1 triliun hingga akhir 2002.

(Budi Riza--Tempo News Room)

Berita terkait

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

1 menit lalu

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

Event lari Pejuang Run di Yogyakarta, Ahad, 19 Mei 2024, digelar untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya

Gunung Marapi Belum Punya Sabo Dam, Bandingkan dengan 272 di Lereng Merapi

3 menit lalu

Gunung Marapi Belum Punya Sabo Dam, Bandingkan dengan 272 di Lereng Merapi

Sumatera Barat membutuhkan sedikitnya 150 unit sabo dam untuk mengantisipasi potensi banjir lahar dan banjir bandang dari lereng Gunung Marapi.

Baca Selengkapnya

Profil Oleksandr Usyk, Petinju Asal Ukraina yang Pegang Lima Gelar Juara Tinju Kelas Berat

6 menit lalu

Profil Oleksandr Usyk, Petinju Asal Ukraina yang Pegang Lima Gelar Juara Tinju Kelas Berat

Oleksandr Usyk sempat bergabung dengan klub sepak bola sebelum menjadi atlet tinju.

Baca Selengkapnya

HUT Dekranas di Solo Signifikan Dongkrak Okupansi Hotel dan Penjualan Restoran

14 menit lalu

HUT Dekranas di Solo Signifikan Dongkrak Okupansi Hotel dan Penjualan Restoran

Solo Paragon Hotel & Residences memberikan penawaran eksklusif untuk pemesanan langsung.

Baca Selengkapnya

Lompat ke Sungai Saat Digerebek Polisi, Heru Tewas Tenggelam

17 menit lalu

Lompat ke Sungai Saat Digerebek Polisi, Heru Tewas Tenggelam

Heru Irlangga tewas tenggelam di Sungai Batangserangan. Ia terjun ke sungai ketika melihat polisi datang ke , Dusun 5 Desa Pekubuan, Tanjungpura.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Ungkap Komunikasi Pemain Jadi Tantangan Terbesar Melatih Timnas Indonesia

26 menit lalu

Shin Tae-yong Ungkap Komunikasi Pemain Jadi Tantangan Terbesar Melatih Timnas Indonesia

Shin Tae-yong menilai banyak pemain Timnas Indonesia sungkan untuk menegur rekan setimnya yang melakukan kesalahan di lapangan.

Baca Selengkapnya

Soal Kenaikan UKT, Anies Minta Panja DPR Bahas Problem Fundamental Pendidikan Tinggi

34 menit lalu

Soal Kenaikan UKT, Anies Minta Panja DPR Bahas Problem Fundamental Pendidikan Tinggi

Menurut Anies, pembahasan dalam Panja Pembiayaan Pendidikan seharusnya tidak berfokus pada persentase.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Pesawat di BSD, Saksi: Pesawat Jatuh Sebelum Hujan

34 menit lalu

Kecelakaan Pesawat di BSD, Saksi: Pesawat Jatuh Sebelum Hujan

Kecelakaan pesawat di BSD terjadi sebelum hujan mengguyur kawasan tersebut.

Baca Selengkapnya

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

38 menit lalu

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

Kabinet perang Israel diambang perpecahan. Menteri Benny Gantz yang merupakan tokoh oposisi mengancam akan menarik dukungan dari pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Dua Skema Visa Belum Signifikan Tingkatkan Kunjungan Wisman, Kepri Usul VoA 7 Hari

49 menit lalu

Dua Skema Visa Belum Signifikan Tingkatkan Kunjungan Wisman, Kepri Usul VoA 7 Hari

Jika skema visa yang ketiga ini disahkan, jumlah kunjungan wisman ke Kepri diyakini akan meningkat.

Baca Selengkapnya