TEMPO.CO, Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia merayakan ulang tahun yang ke-25. Sejumlah direksi dan komisaris Bursa Efek Indonesia yang menjabat sejak 1992 turut menghadiri perayaan tersebut.
Baca: BEI Bidik 52 Perusahaan Asing untuk Masuk Bursa
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan seluruh pemimpin perusahaan diundang karena mereka memegang peranan penting dalam membangun pasar modal Indonesia. Dia mencontohkan peran Hasan Zein Mahmud, Direktur Utama BEJ 1992-1996, yang mengubah status bursa.
"Bursa kita saat ini memberikan return terbesar di dunia. Semua itu tidak akan terjadi jika Pak Hasan tidak menswastanisasi ini," kata Tito di kantornya, Jakarta, Kamis, 13 Juli 2017.
Tito juga menyinggung peran Ito Warsito, Direktur Bursa Efek Indonesia 2009-2015. Ito berhasil menggandeng Majelis Ulama Indonesia untuk membuatkan fatwa terkait dengan saham syariah.
Tito menambahkan kinerja Bursa Efek Indonesia selama 25 tahun semakin membaik berkat kinerja mereka. "Ini sudah waktunya memetik hasilnya."
Indeks harga saham gabungan (IHSG) telah mencapai level tertingginya sepanjang massa yaitu di 5.910,23 pada penutupan perdagangan 3 Juli 2017. Setiap harinya, terdapat lebih dari 340 ribu transaksi. Kapitalisasi pasar bursa kini mencapai Rp 6.500 triliun.
Tito kembali menegaskan target perusahaan untuk menjadi pasar modal terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Melihat kinerja selama ini, dia optimistis target tersebut bisa tercapai.
Direktur Utama Bursa Efek Jakarta Erry Firmansyah 2002-2009 berharap pasar modal Indonesia bisa meningkatkan likuiditas untuk menarik lebih banyak investor. "Ini jadi satu tantangan buat kita semua karena dari dulu target satu juta tidak pernah tercapai," katanya.
Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia periode 1991-2002, Mas Achmad Daniri juga berharap semakin banyak emiten yang melantai di bursa.
Baca: BEI: 5 Perusahaan Masuk Bursa Sebelum Lebaran
Di akhir acara, Ito Warsito tak lupa mengingatkan para karyawan BEI untuk melanjutkan perjuangan selama 25 tahun terakhir. "Langkah BEI sangat panjang dan banyak target yang harus dicapai dan dilampaui. Beban itu ada di pundak generasi sekarang dan selanjutnya," kata dia.
VINDRY FLORENTIN