TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Sri Wijayanti Yusuf mengatakan harga bawang putih menjelang lebaran sudah mulai stabil, kendati hingga H-6 sempat mencapai Rp 40 ribu di pasar retail Jakarta.
"Bawang putih harganya mulai bagus. Di Kramatjati, importir sudah masuk dengan harga di bawah Rp 15 ribu, semoga hari ini (Selasa) sudah turun lagi," ujar Sri Wijayanti di Gedung Ditjen Hortikultura Kementan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Juni 2017.
Ia mengetahui memang beberapa pasar retail Jakarta masih menjual bawang putih dengan harga menembus Rp 40 ribu. Namun ia belum melihat secara detail varietas bawang putih apa yang harganya sempat melambung itu.
Baca: Bulog Gelontorkan Bawang Putih ke Pasar
"Bawang putih ini ada dua, bawang putih bulat yang sebagian besar dijual importir, juga ada bawang putih kating yang lebih pipih. Yang mahal itu yang 'banci' atau kating? Ini penting," katanya.
Sri Wijayantimemaparkan, pedagang pasar biasa menyebut bawang putih bulat sebagai 'bawang putih banci'. Ini pun varietas yang banyak biasa dibeli di Indonesia. Sedangkan bawang putih kating ia akui memang sedikit stoknya, hingga wajar apabila harganya naik.
Sekalipun harga masih fluktuatif, ia menjamin satgas pangan yang dibantu polisi masih terus memantau perkembangan ketersediaannya hingga lebaran. Kementerian Perdagangan juga tengah melakukan operasi pasar bila diperlukan di 150 kabupaten/kota.
Simak: Ini Langkah Menteri Enggartiasto Jaga Harga Bawang Putih di Pasar
Kementan nampaknya menaruh perhatian lebih pada komoditas satu itu. Bawang putih, ujar Sri Wijayanti, sedang digenjot untuk mengejar pencanangan swasembada di 2019 oleh Mentan Amran Sulaiman.
Sri Wijayanti mengatakan Kementan menganggarkan sekitar Rp 5 triliun untuk mendukung program ini selama tiga tahun, dari 2017-2019.
"Nanti tahun 2017-2018 alokasi bawang putih untuk benih semua, karena kebutuhan benih bisa sampai 1 ton per hektare. Tahun 2019 nanti baru produksi," katanya.
AGHNIADI | WAWAN PRIYANTO