TEMPO.CO, BANDUNG - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menugaskan PT Trans Jabar Tol mengerjakan ruas jalan tol dari Sukabumi menuju Ciranjang, Cianjur. Direktur Utama Trans Jabar Tol, Mokhamad Sadali, mengatakan sudah menyiapkan usul rute dan trase jalan tol untuk mendapat persetujuan Kementerian Pekerjaan Umum.
Jalan tol Sukabumi-Ciranjang sepanjang 31,98 kilometer itu dimulai dari akhir seksi IV jalan tol Bocimi di Desa Priangan Jaya, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Jalan tol itu rencananya berakhir di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur.
Ada enam trase yang tengah dikaji, yakni dari Sukaraja, Sukabumi menuju Warungkondang, Cilaku, Cianjur, Karangtengah, dan Sukaluyu. “Kalau di Kementerian Pekerjaan Umum ada perubahan, ya berubah trasenya,” ujar Sadali , di Bandung, Jumat 9 Juni 2017.
Simak: Proyek Tol Becakayu Diminta Berhenti 10 Hari
Sadali menambahkan, tanda tangan kontrak pembangunan jalan tol masih menunggu hasil pra-studi kelayakan proyek tersebut. Bila studi tersebut rampung, hasilnya akan disampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum. “Setelah dilakukan pemaparan, kajian, dan Kementerian menyetujui, baru tanda tangan kontrak. Lalu pekerjaan detail desain.”
Baca Juga:
Menurut Sadali, biaya pembangunan jalan tol itu diperkirakan mencapai Rp 6 triliun. “Belum termasuk tanah.”
Simak: Hari Ini Menteri Basuki Cek Kantong Parkir di Jalur Mudik 2017
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa mengatakan Trans Jabar yang mengelola (jalan tol) Bogor-Ciawi-Sukabumi sudah mendapat penugasan dari Menteri Pekerjaan Umum untuk melanjutkan Sukabumi-Ciranjang,
Iwa menjelaskan, dalam surat penugasan Menteri Pekerjaan Umum itu, jalan tol Sukabumi-Ciranjang ditulis sepanjang 28 kilometer. “Tapi, begitu dilakukan pengecekan, pengukuran ulang, panjangnya 31,98 kilometer.”
Rencana pembangunan jalan tol tersebut merupakan kelanjutan dari jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Ruas Ciranjang-Sukabumi yang tersambung dengan jalan tol Bocimi akan menjadi alternatif jalan tol menuju Jakarta. Menurut Iwa, dengan kejadian Cisomang, alternatif jalan tol mutlak harus ada. “Apabila satu jalan bermasalah, jalan alternatif lainnya bisa dipergunakan,” dia menambahkan.
AHMAD FIKRI (BANDUNG) | NIEKE INDRIETTA