TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi musim mudik Lebaran 2017, Kepolisian Daerah Jawa Barat melakukan evaluasi terhadap ruas tol Cipularang, khususnya di kilometer yang kerap terjadi kecelakaan maut, seperti di Km 91-100. Dalam satu pekan ini saja, sedikitnya terjadi satu kecelakaan di jalur tersebut yang memakan korban tewas.
Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengatakan, saat ini, timnya sedang melakukan analisis di jalur maut tersebut. Ia pun mengakui jalur tersebut merupakan jalur rawan kecelakaan.
"Apa penyebab sesungguhnya, apakah dari kecepatan kendaraan, kondisi jalan, atau semata-mata human error? Belum kita simpulkan, masih dirumuskan" ujar Anton kepada wartawan, Senin, 22 Mei 2017.
Baca: 4 Orang Tewas dalam Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang
Pada 18 Mei 2017, kecelakaan beruntun terjadi di Km 91. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh truk tronton yang melaju dari arah Bandung menuju Jakarta oleng, lalu menubruk delapan mobil di depannya. Empat orang meninggal dan belasan lain mengalami luka-luka dalam kecelakaan itu.
Dua hari kemudian, kecelakaan kembali terjadi di jalan tol tersebut. Kecelakaan yang melibatkan minibus Gran Max dan truk tronton itu mengakibatkan satu orang tewas.
Baca: Kecelakaan Beruntun Terjadi di Tol Purbaleunyi
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus menyebutkan pihak kepolisian telah menghubungi pengelola jalan tol untuk menambah fasilitas penunjang keselamatan di jalur tersebut, seperti rambu-rambu dan lampu penerangan jalan.
"Harus ada penambahan lampu di kilometer itu karena lampu kurang," tutur Yusri.
Selain itu, kata dia, di jalur tersebut dibutuhkan garis kejut untuk membuat pengemudi selalu awas. Pasalnya, di jalur tersebut banyak kecelakaan yang disebabkan human error, seperti mengantuk dan kelelahan. "Kami juga mengharapkan adanya pos terpadu di titik black spot, karena memang di Km 90-100 yang rawan kecelakaan lalu lintas itu perlu pos di situ," ucapnya.
Yusri berharap hasil evaluasi tersebut bisa ditindaklanjuti sebelum Operasi Ramadaniyah 2017, sekitar H-14 Lebaran. "Kami berharap, sebelum Operasi Ramadaniyah, semua yang kami usulkan bisa dilengkapi Jasa Marga karena ini rawan," ujarnya.
IQBAL T. LAZUARDI