TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Mahakam akan mendanai kegiatan pengeboran di Blok Mahakam pada Agustus 2017. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan di tahun ini kegiatan pengeboran masih dilakukan Total sebagai operator eksisting. Sesuai kesepakatan, di masa transisi, Pertamina mulai berinvestasi untuk menjaga produksi.
Total masih mendanai pengeboran enam sumur. Kegiatan pun telah diselesaikan sejak Maret 2017. Awalnya, Pertamina berencana mendanai pengeboran 19 sumur. Namun, karena waktu penandatanganan kesepakatan yang baru dilakukan pada Maret, Syamsu menyebut terdapat penyesuaian termasuk jumlah sumur yang akan dibor menjadi delapan, dimulai pada Agustus 2017.
Baca: Transisi Blok Mahakam ke Pertamina Terganjal Masalah Pajak
Dari data SKK Migas, pada 2017, Total akan melakukan pengeboran 25 sumur, 158 kerja ulang (work over) dan perawatan atas 6.820 sumur. Sementara, pada 2016, pengeboran dilakukan sebanyak 41 sumur, work over 147 sumur dan perawatan atas 7.339 sumur. Volume produksi tahunan wilayah kerja Mahakam saat ini yakni sebesar 1.635 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) gas serta minyak bumi sebesar 63.000 barel per hari (bph).
"Tahun ini kita ngebor 8. Awalnya dulu kan 18. Kan masih ada dengan Total kan bridging agreement-nya kapan. Ya kita berusaha realistis ya," ujarnya usai menghadiri rapat di Jakarta, Kamis, 6 April 2017.
Baca: Pertamina Kelola Penuh Blok Mahakam 2018
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik mengatakan dalam pertemuan hanya dibahas tentang ruang hingga 30 persen bagi kontraktor eksisting. Dalam rapat, Elia menyebut, Total belum menyatakan minat dengan tawaran kepemilikan participating interest atau PI pada kontrak yang baru. Nantinya, secara formal Total akan menyampaikan sikapnya setelah pertemuan hari ini. "Nanti kan dia kirim surat. Tapi hari ini kami ngomongnya 30 persen," katanya.
Menurutnya, sikap Total pada kontrak baru tak bisa ditebak dari suasana rapat. Dia menyebut tak ada batasan waktu kapan Total bisa menyatakan sikapnya secara formal atas tawaran tersebut.
Oleh karena itu, dia menilai masih terdapat dua kemungkinan apakah Total sebagai kontraktor eksisting akan melanjutkan pengelolaannya di Blok Mahakam kendati memiliki ruang yang lebih kecil. Adapun, saat ini Blok Mahakam dioperatori Total dengan kepemilikan PI sebesar 50 persen dan Inpex Corporation sebesar 50 persen.
Komposisi kepemilikan PI di Blok Mahakam itu hanya berlaku hingga 31 Desember 2017. Tepat pada 1 Januari 2018, Pertamina melalui PHM mengoperatori Blok Mahakam dengan 10 persen PI yang ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kalimantan Timur. "Belum. Bisa juga mereka akhirnya enggak mau ikut," katanya.