TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Anita Firmanti mengatakan pihaknya membuka kesempatan bagi investasi swasta untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur, tidak terkecuali kerja sama berkualitas pembangunan infrastruktur antara Indonesia dan Jepang.
“Deregulasi sudah dilakukan untuk memudahkan perizinan bagi investasi swasta di bidang infrastruktur,” ucap Anita dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 23 Februari 2017.
Menurut Anita, selama tiga tahun terakhir, terjadi peningkatan di sektor infrastruktur yang signifikan. Itu tercermin dari indeks daya saing infrastruktur Indonesia 2016 yang naik ke peringkat 60 dari sebelumnya 62. Meskipun pada tahun yang sama indeks daya saing secara keseluruhan turun dari peringkat 37 pada 2015 menjadi 41 tahun ini.
Baca: Berikut Proyek Infrastruktur yang Dielelang Tahun Ini | bisnis | tempo.co
Anita menganggap langkah pemerintah membuka kesempatan investasi bagi swasta di sektor infrastruktur penting. Sebab, kebutuhan akan ketersediaan infrastruktur di Indonesia masih sangat besar. Ia menilai permintaan infrastruktur yang tinggi pasti membutuhkan pendanaan yang cukup besar. Dari sekitar Rp 800 triliun pendanaan yang dibutuhkan dalam periode lima tahun ini, anggaran infrastruktur yang dialokasikan di Kementerian Pekerjaan Umum baru sekitar Rp 300 triliun.
Baca Juga:
Baca: Percepat Proyek Infrastruktur, PP 26 Tahun 2008 Direvisi
Anita menuturkan, selama ini, kerja sama pemerintah dan badan usaha masih didominasi pada sektor infrastruktur jalan tol, meski kini mulai merambah di sektor air minum dan limbah. Padahal, ucap dia, pembangunan infrastruktur melalui konsep pengembangan wilayah perumahan seperti yang dilakukan Jepang bisa menjadi referensi bagi Indonesia.
Anita menilai, dengan banyaknya kerja sama yang sudah terjalin dengan Jepang, akan terjadi alih pengetahuan yang dimiliki Jepang kepada insinyur Indonesia. Di samping itu, ia mengapresiasi banyaknya tawaran beasiswa dari pemerintah Jepang di bidang infrastruktur, sehingga banyak mahasiswa Indonesia memperoleh pendidikan lebih tinggi di sana.
DANANG FIRMANTO