TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 17 Februari 2017, sebesar 0,21 persen atau 11,14 poin di level 5.366,85. Saat penutupan perdagangan kemarin, indeks ditutup melemah 2,67 poin atau 0,05 persen menjadi 5.377,99 poin di tengah potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat atau Fed Fund Rate.
Menurut analis Bina Artha Sekuritas, Reza Priyambada, IHSG berpeluang melemah hari ini. Sentimen positif dari bank sentral Eropa terkait dengan penyelesaian masalah utang di salah satu bank di Italia membuat indeks saham Eropa bergerak positif. Namun sentimen tersebut kurang kuat mempengaruhi laju indeks di teritori positif.
Baca Juga: INDOSURYA: IHSG Berpotensi Naik Ditopang Data Ekonomi
Begitu pula pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di hadapan pengusaha retail bahwa Amerika akan berfokus pada hal-hal yang akan membawa ekonomi bertumbuh. Menurut Reza, hal tersebut membuat indeks saham Amerika bergerak positif. "Tapi kurang kuat dalam mempertahankan laju IHSG di zona hijau," ujarnya.
Surplus neraca perdagangan yang disertai terapresiasinya rupiah, menurut Reza, tidak bisa membuat IHSG menjauhi zona merah. "Kembalinya aksi jual yang merespons ketidakpastian kenaikan FFR, kembalinya asing berjualan, dan imbas variatif naik tipisnya laju bursa saham Asia membuat laju IHSG menyerah ke zona merah," tuturnya.
Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, memperkirakan IHSG akan menguat pada perdagangan hari ini. Dalam rilisnya, William memprediksi indeks akan bergerak pada rentang 5.336-5.423. "Rilis data perekonomian neraca perdagangan yang menunjukkan kondisi bagus akan menopang pola gerak IHSG beberapa waktu ke depan," katanya.
Simak: BI Waspadai Kenaikan Fed Rate Maret
Adapun saham yang direkomendasikan Asjaya Indosurya Securities antara lain ADHI (Adhi Karya), HMSP (HM Sampoerna), ASII (Astra International), KLBF (Kalbe Farma), BBCA (Bank BCA), UNVR (Uniliver Indonesia), TBIG (Tower Bersama Infrastructure), WIKA (Wijaya Karya), dan TLKM (Telekomunikasi Indonesia).
ANGELINA ANJAR SAWITRI