TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini, pihaknya tak mampu membeli beras yang diproduksi petani di Jawa Tengah. Sebab, produksi beras petani di Jawa Tengah sudah dibeli pedagang dari Jawa Barat dan Jakarta.
“Tak bisa beli beras sendiri. Beras Sragen masuk Jakarta dan Jawa Barat di-branding dengan merek mereka,” ucap Ganjar saat musyawarah rencana pembangunan tahun 2018 di Semarang, Selasa, 7 Februari 2017.
Menurut Ganjar, kondisi itu tak bisa dituntut karena mekanisme pasar. Padahal dia membayangkan, jika 20 persen produksi beras petani lokal di Jawa Tengah bisa dibeli dan dikonsumsi pegawai negeri sipil, itu otomatis akan meningkatkan nilai tukar petani. “Dengan catatan: membeli dengan harga bagus,” ujarnya.
Baca: Harga Cabai di Malang Tembus Rp 140 Ribu per Kg
Ganjar sedang mewacanakan pembentukan semacam Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam skala kecil untuk memfasilitasi keinginan agar PNS bisa mengkonsumsi langsung beras petani. Ia menjelaskan, jika setiap PNS mengonsumsi 10 kilogram beras produksi petani Jawa Tengah, itu akan mampu menyejahterakan petani setempat.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Tengah Agus Eko Cahyono membenarkan adanya branding beras asal Jawa Tengah oleh pedagang di Jawa Barat. Kondisi tersebut telah terjadi sejak tahun lalu. “Namun, pada 2017, beras justru tak laku, karena di Jawa Barat juga sedang panen raya,” tutur Agus.
Menurut Agus, pembelian beras asal Jawa Tengah oleh pedagang di Jawa Barat dan DKI Jakarta terjadi pada 2016 ketika Cirebon, Indramayu, dan Karawang belum panen raya. Pembelian beras itu justru menguntungkan petani Jawa Tengah, karena beras dibeli dengan harga tinggi. “Kami diuntungkan soal harga, apalagi saat panen raya kapasitas jemur kami tak mampu mengeringkan,” ucapnya.
Baca: Pemerintah Bidik Wisata Bahari Sumbang Devisa US$ 4 Miliar
Agus mengatakan harga jual gabah asal Jawa Tengah kepada pedagang dari Jawa Barat dan DKI Jakarta di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Namun, saat ini, pembelian sedang turun karena panen raya berbarengan di semua wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Barat. “Harga beli gabah kering giling saat ini di bawah Rp 4.650, jadi merepotkan,” ujarnya.
EDI FAISOL