TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yakin dampak kenaikan inflasi bulan Januari lalu tak akan berlanjut signifikan terhadap inflasi di bulan-bulan berikutnya. Hal ini merespons data bahwa inflasi Januari lebih dipengaruhi oleh barang yang harganya diatur oleh pemerintah (administered prices).
Kalau administered prices udah naik sekali kan nggak akan naik lagi. Beda dengan cabai yang bulan ini harganya naik terus bulan depan bisa turun," ujar Darmin, di kantornya, Rabu, 1 Februari 2017.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilisnya hari ini mencatat laju inflasi Januari 2017 sebesar 0,97 persen (mtm) atau sebesar 3,49 persen (yoy). Kelompok administered prices berkontribusi terhadap inflasi sebesar 2,57 persen.
Komponen pengeluaran penyumbang inflasi tertinggi Januari adalah komponen transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Hal itu yang pertama disebabkan oleh kenaikan biaya perpanjangan STNK, SIM, dan BPKB yang terjadi, dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,23 persen.
Selanjutnya harga pulsa ponsel memberikan andil 0,14 persen dan penyesuaian harga BBM memberikan andil 0,08 persen. Penyumbang inflasi tertinggi berikutnya adalah komponen perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, dengan total andil 0,26 persen.
Faktor pertama adalah adanya kebijakan kenaikan tarif listrik 900 VA yang terjadi mulai awal Januari lalu, sehingga berkontribusi 0,19 persen terhadap inflasi. Kemudian tarif sewa rumah berkontribusi 0,04 persen. Berikutnya, inflasi tinggi Januari juga disumbang oleh komponen bahan makanan dengan 0,66 persen.
GHOIDA RAHMAH