TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan menggandeng pihak swasta dalam rangka merevitaliasi angkutan penyeberangan. Budi pun menegaskan, pemerintah akan membantu pihak swasta yang tertarik merevitalisasi angkutan penyeberangan dengan memberikan subsidi pada rute-rute yang tidak ekonomis.
“Untuk yang sudah ekonomis, seperti rute Panjang-Jakarta dan Surabaya-Lombok, kami minta swasta lakukan (pengoperasian). Tetapi yang tidak ekonomis, misalnya Jakarta-Surabaya, akan kami subsidi. Agar terwujud, kami juga minta komitmen swasta untuk mendukung ini," kata Budi dalam rilisnya, Selasa, 22 November 2016.
Budi berujar, salah satu upaya revitalisasi yang akan segera diwujudkan adalah pengoperasian angkutan feri rute Surabaya-Lembar oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada 1 Desember mendatang. Dia berharap, upaya itu dapat mengurangi beban jalan raya, mempersingkat waktu tempuh, dan memberikan kepastian layanan transportasi logistik.
Selain memangkas biaya logistik, angkutan penyeberangan itu juga dapat mendukung pariwisata, seperti mengurangi kemacetan di Bali dan menambah rute baru pariwisata dari Surabaya ke Lombok. “Kami, BUMN, dan swasta bersepakat untuk bersama-sama merevitalisasi fungsi angkutan laut supaya menjadi angkutan yang dapat menyelesaikan masalah,” tuturnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berencana untuk merevitalisasi angkutan laut penyeberangan dalam rangka memangkas biaya logistik. Menurut dia, masih tingginya biaya logistik disebabkan oleh masih bertumpunya angkutan logistik pada angkutan jalan atau truk yang banyak mengalami hambatan, seperti kemacetan dan kerusakan jalan.
Karena itu, Budi berharap, angkutan penyeberangan dengan kapal feri dapat mengalihkan beban jalan. Budi bersama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah mengadakan diskusi dengan para stakeholder. Menurut Budi, sudah saatnya jalur laut lebih dioptimalkan untuk angkutan logistik dalam rangka mendukung program tol laut.
ANGELINA ANJAR SAWITRI