TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Ramson Siagian, mengatakan rencana pemerintah mengurangi subsidi listrik pelanggan 900 Volt Ampere (VA) sebaiknya dikaji kembali.
"Dikaji mana pelanggan yang memang masih perlu dikasih subsidi dan mana yang tidak," ujar Ramson dalam acara Energi Kita di Dewan Pers, Jakarta Pusat, Ahad, 2 Oktober 2016.
Menurut Ramson, pelanggan 900 VA belum tentu berasal dari golongan kelas menengah ke atas. "Ada juga dari mereka masih menengah ke bawah," ucapnya.
Untuk itu, tutur Ramson, pemerintah harus mempersiapkan data dengan jelas. Penggunaan data jelas agar tepat sasaran, mana yang masih membutuhkan subsidi dan yang tidak.
Untuk pelanggan listrik 450 VA, Ramson mengatakan pemerintah sebaiknya masih memberikan subsidi listrik. "Jadi yang dikurangi bertahap hanya 900 VA."
Baca: Apresiasi Capaian Tax Amnesty, Menkeu Puji Kinerja Ken
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengatakan masalah subsidi listrik dari dulu tidak pernah selesai. "Pemerintah harus mengkaji ulang bila ingin mengurangi beban subsidi," ucapnya.
Selain itu, soal rencana mengurangi subsidi bagi pelanggan 900 VA, pemerintah harus mengkaji data pelanggan dengan jelas. "Kalau dicabut, pasti jadi persoalan."
Menurut Agus, kebijakan mengurangi subsidi listrik harus jelas dengan skema yang tepat, misal penggolongan masyarakat kelas menengah ke bawah dan kelas menengah ke atas seperti apa. "Apakah berdasarkan konsumsi listrik per bulan atau bagaimana. Jadi perlu dikaji lagi," ujarnya.
Simak: Dimas Kanjeng Blakblakan ke Anggota DPR, Polisi: Bullshit!
Pemerintah berencana mengurangi subsidi listrik bagi pelanggan 900 VA secara bertahap pada 2017. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017. Berdasarkan Rancangan APBN 2017, pemerintah menetapkan subsidi listrik sebesar Rp 48,56 triliun. Namun, sampai saat ,ini rencana pengurangan subsidi listrik masih dibicarakan pemerintah dengan DPR.
ODELIA SINAGA