TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mendesak PT Pelindo II dan Menteri Perhubungan untuk segera memulai pembangunan proyek lanjutan New Priok. "Secepatnya harus segera dilakukan. Karena pelabuhan Indonesia masih kekurangan kapasitas," katanya di Terminal Kalibaru, Jakarta, Selasa, 13 September 2016.
Jokowi juga menekankan sengitnya persaingan antar negara saat ini. Ia mengatakan semua negara sudah membangun inovasi baru dan fasilitas yang mendukung daya saing. "Kita juga tidak mau kalah dan tertinggal," tuturnya.
Pernyataan Jokowi disampaikan saat meresmikan operasionalisasi Terminal Peti Kemas Kalibaru resmi beroperasi. Terminal Kalibaru dibangun mulai 2012 dan memakan waktu konstruksi selama tiga tahun.
Pada 18 Agustus 2016, Terminal Kalibaru dioperasikan secara komersial. Terminal ini dioperasikan oleh Joint Venture Company antara IPC TPK dengan konsorsium Mitsui - PSA - NYK Line yaitu New Priok Container Terminal One (NPCT1). "Terminal dibangun untuk memenuhi kebutuhan petikemas dan kargo di Indonesia," kata Kepala PT Pelindo II Elvyn G. Masassya.
Terminal Petikemas Kalibaru memiIiki luas Iahan sekitar 32 hektare dan berkapasitas sebesar 1,5 juta TEUs per tahun. Total panjang dermaga 450 meter. Elvyn mengatakan panjangnya akan bertambah menjadi 850 meter pada akhir 2016.
Sementara kedalaman mencapai -14 meter LWS dan akan dikeruk secara bertahap hingga -20 meter LWS. Terminal baru ini diproyeksikan untuk dapat melayani kapal petikemas dengan kapasitas 13-15 ribu TEUs dengan bobot di atas 150 ribu DWT.
Elvyn mengatakan terminal tersebut merupakan tahap pertama pembangunan Terminal New Priok yang terdiri atas tiga terminal petikemas dan dua terminal produk. Pembangunan Fase 2 Terminal Kalibaru akan dilaksanakan seteIah pengoperasian Fase 1.
Kapasitas penanganan petikemas Pelabuhan Tanjung Priok berkisar 5 juta TEUs per tahun pada 2009-2010. Dengan adanya konfigurasi terminal, penambahan peralatan dan penataan pola operasi jangka pendek, kapasitasnya menjadi 7 juta TEUs per tahun. Dalam jangka panjang, Elvyn mengatakan kapasitas total Pelabuhan Tanjung Priok akan bertambah sebesar 11,5 juta TEUs per tahun setelah keseluruhan Terminal Kalibaru selesai.
Terminal Petikemas Kalibaru sudah melalui uji coba operasi (trial operation) untuk pelayaran internasional dengan mendatangkan beberapa kapal. Di antaranya ialah kapal Uni Perfect bongkar muat 425 box pada 3 Agustus 2016; Kapal MV. Leo Perdana bongkar muat 343 box pada 2 Juli 2016; dan kapal MV.
Sinar Sumba bongkar muat 783 box pada 27 Mei 2016. Ketiga uji coba tersebut merupakan tindak lanjut dari uji coba operasi pelayaran domestik yang dilaksanakan pada 28 Januari 2016 lalu dengan melayani MV Selat Mas bongkar muat 50 box.
Elvyn mengatakan Terminal Petikemas Kalibaru beroperasi secara komersial dengan dukungan kesiapan operasional terminal petikemas. Kesiapan tersebut dari sisi infrastruktur, suprastruktur, sistem informasi di sisi dermaga, lapangan dan gate, serta sinkronisasi proses pelayanan antara terminal dengan instansi-instansi pemerintah. Instansi yang terlibat antara Iain Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina, maupun dengan para pelaku usaha logistik dan pemilik barang.
Elvyn berharap kehadiran Terminal Petikemas Kalibaru dapat memperlancar arus kapal dan barang dalam perdagangan domestik dan internasional. "Ke depan, kami akan membangun kapasitas, konektivitas dan integrasi logistik maritim," katanya. Ia berharap Terminal Petikemas Kalibaru dapat memperkuat rantai logistik serta mampu memperkuat daya saing dan perdagangan Indonesia di dunia.
VINDRY FLORENTIN