TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur bisa mencapai 5,7 persen pada akhir 2016.
Soekarwo optimistis karena melihat kondisi pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2016 yang telah mencapai 5,5 persen. Angka tersebut, menurut dia, lebih baik dibanding akhir tahun lalu yang hanya 5,4 persen.
Selain itu, "Ada investasi yang masuk dari Inggris, Jepang, dan Singapura untuk bidang plastik dan farmasi," ujar Soekarwo setelah menghadiri seminar soal amnesti pajak yang diselenggarakan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah di Hotel Shangri-La Surabaya, Sabtu, 3 September 2016.
Soekarwo menyebutkan sektor pertanian dan perdagangan merupakan pendorong utama kenaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II. Konsumsi sektor perdagangan didorong oleh perayaan hari besar keagamaan dan pencairan gaji ke-13 dan ke-14. "Ada dorongan dari sisi permintaan," ucapnya.
Untuk sektor pertanian, peningkatan karena musim panen yang lebih panjang. "Jadi, semua panen padi masuk di triwulan kedua," ujar Soekarwo. Sementara itu, pertumbuhan sektor industri turun.
Soekarwo melanjutkan, Jawa Timur mengalami kenaikan ekspor ke Swiss dan Amerika Serikat. Khususnya ekspor perhiasan, nilainya melambung pesat dari US$ 3,47 miliar pada 2015 menjadi US$ 3,51 miliar pada semester pertama 2016. "Prediksi tahun ini ada kenaikan ekspor perhiasan sebesar US$ 6 miliar," tutur dia.
Selain emas, perabot rumah tangga dan farmasi menjadi komoditas ekspor paling banyak di Jawa Timur.
EDWIN FAJERIAL