TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan kondisi ekonomi negara-negara Eropa yang tidak stabil menyebabkan penurunan jumlah volume produk yang diekspor.
Wakil Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia DIY Rumekso Setiyadi mengatakan keputusan Inggris Raya menjadi negara berdaulat pertama yang memilih meninggalkan Uni Eropa berdampak ke seluruh dunia, termasuk pasar ekspor furnitur. Inggris, kata Rumekso, merupakan pasar furnitur Yogyakarta setelah Jerman. “Volume ekspor ke Inggris turun drastis hingga 80 persen,” katanya kepada Tempo, Jumat, 5 Agustus 2016.
Menurut dia, kondisi ekonomi global saat ini belum membaik sehingga pelaku usaha furnitur tidak bisa bersantai. Selain itu, pelaku UMKM furnitur punya banyak pesaing. Di antaranya berasal dari Vietnam dan Malaysia. Sebagian pelaku UMKM kini mengandalkan Jerman untuk ekspor produk mereka karena Jerman dinilai punya kondisi ekonomi yang masih kuat.
Wakil Sekretaris Komunitas UMKM DIY Afifudin mengatakan kondisi ekonomi Eropa yang tidak stabil berpengaruh terhadap sejumlah UMKM. Di antaranya perajin perak di Kotagede. Menurut dia, perajin selama ini mengandalkan bahan baku impor dari Jerman. Harga bahan baku perak impor itu naik 5 persen sekitar tiga pekan ini. Harga bahan baku impor dari Jerman per kilogram sekarang Rp 11 juta.
Menurut dia, perajin tak bisa langsung menaikkan harga kerajinan perak yang sudah jadi karena pasar perak kini sedang lesu. Perajin untuk sementara menghemat biaya produksi dengan beragam cara. Di antaranya mengurangi pemberian diskon produk yang mereka jual. Harga perak di sentra kerajinan Kotagede rata-rata Rp 90 ribu-5 juta bergantung pada jenis dan motif perak.
Data Badan Pusat Statistik DIY menunjukkan empat negara tujuan ekspor barang DIY pada Juni 2016 adalah Amerika Serikat dengan total nilai ekspor US$ 13.866.744 atau 40,37 persen; Jerman US$ 4.504.661 atau 13,11 persen; Jepang US$ 3.031.503 atau 8,83 persen; dan Inggris US$ 1.627.642 atau 4,74 persen.
SHINTA MAHARANI