TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan Indonesia kuat menghadapi ancaman kenaikan Fed Fund Rate (FFR). Ia menilai pemerintah mampu mendukung perbaikan iklim ekonomi pada kuartal II ini.
"Kami melihat Indonesia lebih kuat karena inflasinya terjaga dan akan sesuai dengan target 2016," kata Agus di kantornya, Senin, 30 Mei 2016.
Baca Juga:
Agus juga mengatakan transaksi berjalan membaik meski defisit. Selain itu, pemerintah yang berani melakukan transformasi struktural dinilai mampu membuat kuartal II lebih baik.
Bank sentral Amerika atau The Fed menyatakan kemungkinan kenaikan FFR pada Juni atau Juli 2016. "Kenaikan FFR masih diperkirakan dua kali hingga akhir 2016," kata Deputi Bank Indonesia Erwin Riyanto dalam paparan mengenai stabilitas keuangan Mei 2016.
Erwin mengatakan situasi ekonomi pada April 2016 mengisyaratkan kenaikan FFR maksimal satu kali. Namun pernyataan resmi The Fed terkait dengan kemungkinan kenaikan FFR diasumsikan akan naik dua kali tahun ini.
Agus mengatakan stabilitas perekonomian Indonesia sangat mungkin terimbas kenaikan FFR. Sebab, transaksi Indonesia banyak berjalan di sektor bisnis dengan biaya dari dana luar negeri.
"Kalau ada perubahan kondisi dunia, termasuk perubahan FFR, bisa berpengaruh dan berdampak terhadap stabilitas keuangan Indonesia," kata dia. Bank Indonesia, menurut Agus, akan terus mengamati pergerakannya.
VINDRY FLORENTIN