TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ada peluang pemerintah mengimpor daging sapi. Hal ini dilakukan untuk menekan harga daging tersebut, yang kini berada di kisaran Rp 120 ribu per kilogram. "Kalau dibutuhkan, iya, mengimpor," kata Kalla, Selasa, 24 Mei 2016, di kantor Wakil Presiden, Jakarta.
Menurut Kalla, naiknya harga daging sapi menjelang Lebaran tidak melulu harus dianggap karena permainan tengkulak. Namun kenaikan itu lebih mencerminkan permintaan daging yang meningkat, sementara pasokan dalam negeri berkurang.
Selama ini, dia mengatakan daging sapi memang masih terus diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Strategi ini pula yang akan dilakukan pemerintah gunha menjaga ketersediaan pasokan. "Dengan menambah suplai dari dalam negeri, atau kalau memang dibutuhkan, ya dari luar negeri. Itu saja," tutur Kalla.
Kalla menyebut, daging sapi adalah bahan pangan yang paling mungkin diimpor selain gula. Tidak semua bahan pangan, menjelang Lebaran harus diimpor, misalnya beras. Sebab, saat bulan puasa, masyarakat, yang sebelumnya makan tiga kali sehari, berubah menjadi dua kali sehari. Sedangkan daging sapi, ayam, dan telor harganya meningkat karena ada kenaikan permintaan secara bersamaan, sementara pasokannya tidak bisa dipenuhi berbarengan.
Presiden Joko Widodo telah menargetkan harga daging sapi harus berada di bawah Rp 80 ribu per kilogram sebelum Lebaran. "Sudah saya perintahkan sejak tiga pekan lalu," kata Jokowi di Yogyakarta, Senin kemarin.
Dia mengeluhkan tingginya harga daging sapi di pasar domestik yang mencapai Rp 120-130 ribu per kilogram. Setiap menjelang Lebaran, inflasi pada komoditas ini malah bisa melonjakkan harga sampai Rp 15 ribu per kilogram. "Bertahun-tahun, hal ini terjadi dan dianggap biasa. Bagi saya, ini tak biasa," ujar Jokowi.
Target penurunan harga daging sapi dalam kurun waktu kurang dari sebulan memang tampak mustahil. Namun Jokowi membandingkan dengan harga komoditas daging sapi di pasar Singapura, yang hanya Rp 50-55 ribu per kilogram pada level perdagangan retail.
Menurut dia, bila harga daging sapi di negara seperti Singapura bisa murah, tentu situasi yang sama mungkin terjadi di Indonesia. "Menteri-menteri (yang bertugas menurunkan harga daging) memang lagi pusing. Tapi ini soal niat, mau atau tidak," tutur Jokowi.
AMIRULLAH | ADDI MAWAHIBUN IDHOM