TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Boyolali mengembangkan budi daya pepaya jenis Kalina karena dinilai memiliki pangsa pasar yang cukup besar.
Kepala Bidang Produksi Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Boyolali Supardi mengatakan buah ini digemari konsumen kelas menengah ke atas.
"Pepaya Kalina memiliki daging yang tebal dan rasanya manis, serta tahan lama. Ukuran buahnya tidak terlalu besar dan memiliki berat sekitar 1-1,5 kilogram," ujar Supardi, seperti dilansir dalam laman resmi Kabupaten Boyolali, Senin, 16 Mei 2016.
Setelah tahun lalu sudah melakukan budi daya pepaya Kalina, Pemerintah Kabupaten Boyolali memutuskan untuk mengembangkan kembali pada tahun ini. Pemasaran dan pendistribusian pepaya tersebut dilakukan di Solo Raya, Semarang, dan Yogyakarta.
Pada tahun ini, pepaya akan dikembangkan di atas lahan seluas 15 hektare di Kecamatan Teras. Pemkab akan memberikan bantuan bibit, pupuk, dan pestisida hayati kepada petani.
"Pepaya baru bisa berbuah setelah ditanam 10 bulan. Diperkirakan baru panen pada November mendatang. Sejauh ini tidak ada serangan hama kutu putih yang biasa menyerang pohon pepaya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Supardi menyebutkan, jumlah populasi pohon pepaya di Boyolali sampai akhir kuartal I/2016 sebanyak 340.286 pohon yang tersebar di beberapa kecamatan.